Daerah

Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H Berpotensi Terlihat di Aceh

NU Online  ·  Senin, 26 Mei 2025 | 15:00 WIB

Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H Berpotensi Terlihat di Aceh

Tim perukyat Aceh. (Foto: dok. istimewa)

Banda Aceh, NU Online

Ketua Pengurus Wilayah (PW) Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) Aceh Tgk Ismail Al-Farlaky menyampaikan bahwa hasil rukyatul hilal di Aceh berpotensi besar menjadi penentu awal Dzulhijjah 1446 Hijriah secara nasional.


Hal ini terkait sidang isbat yang akan digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada Selasa, 27 Mei 2025 M atau bertepatan dengan 29 Dzulqa'dah 1446 H.


Menurut Tgk Ismail, secara hisab posisi hilal pada tanggal tersebut sudah berada di atas ufuk barat di seluruh wilayah Indonesia saat matahari terbenam. Namun, hanya beberapa wilayah saja yang memenuhi kriteria Imkan Rukyat MABIMS, yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dengan elongasi minimal 6,4 derajat.


"Dari data hisab, hanya sebagian wilayah Provinsi Aceh yang memenuhi kriteria tersebut. Misalnya, di Sabang tinggi hilal tercatat 3 derajat 14 menit dengan elongasi 7 derajat 6 menit. Sementara wilayah timur seperti Merauke masih di bawah batas imkan rukyat," jelas Tgk Ismail kepada NU Online pada Senin (26/5/2025).


Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah itu menambahkan bahwa keberhasilan rukyah hilal di titik-titik pemantauan seperti Lhoknga, Sabang, Lhokseumawe dan Meulaboh akan menjadi sangat menentukan. Karena itu, tim Falakiyah NU Aceh telah bersiap dengan metode dan peralatan yang sesuai standar ilmiah.


"Kami berharap rukyah hilal nanti bisa terlihat dan dilaporkan secara valid. Koordinasi dengan Kementerian Agama dan Badan Hisab Rukyat Nasional akan terus kami lakukan," tegasnya.


Sementara itu, Sekretaris Lembaga Falakiyah PWNU Aceh Tgk Alfirdaus Putra mengonfirmasi bahwa seluruh tim pengamat hilal telah disiagakan. Menurutnya, pengamatan kali ini bukan hanya penting secara keagamaan, tetapi juga menunjukkan peran aktif Aceh dalam kontribusi ilmiah penanggalan hijriah nasional.


“Jika hilal berhasil dirukyat di Aceh, maka besar kemungkinan Idul Adha tahun ini ditetapkan berdasarkan kesaksian dari wilayah kita,” ucap Tgk Alfirdaus.


Tgk Alfirdaus yang juga anggota tim falakiyah Kemenag Aceh menyebutkan bahwa dengan potensi ini, Aceh kembali berada dalam posisi penting dalam penentuan hari besar Islam, seperti yang kerap terjadi pada Ramadhan dan Dzulhijjah tahun-tahun sebelumnya.


"Masyarakat Aceh diimbau untuk turut mendoakan kelancaran pengamatan hilal agar dapat berjalan lancar, amanah, dan sesuai syariat," katanya.