Pos-Pos Petugas Penentu Kelancaran Lalu Lintas Jamaah di Jamarat Mina
NU Online · Senin, 26 Mei 2025 | 17:00 WIB

Tim Mobile Crisis Rescue (MCR) PPIH Arab Saudi sedang melakukan pengecekan pos-pos petugas di Jamarat, Mina, 25 Mei 2025. (Foto: NU Online/Patoni/MCH 2025)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Online
Lalu lintas padat jutaan manusia akan memenuhi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada puncak haji 2025. Penempatan dan peran petugas haji menjadi titik krusial untuk memberikan kelancaran gelombang pergerakan jamaah haji, terutama Indonesia yang menyumbang jamaah terbanyak sedunia.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) membuat beberapa pos petugas haji yang tersebar di beberapa titik penting. Titik-titik tersebut merupakan persimpangan antara jamaah dari seluruh dunia sehingga petugas berperan mengarahkan jamaah agar tidak tercecer.
Satuan operasional yang dibantu satuan tugas (satgas) Mina bertanggung jawab untuk pos-pos yang disebut sebagai Mobil Crisis Rescue (MCR) itu.
Menurut Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) Harun Arrasyid, ketika puncak haji petugas sudah mengisi pos sejak 10 Dzulhijah.
"Petugas mengisi pos yang sudah kita petakan yaitu pos MCR 1-5 jalur bawah, kita sebut MCR 1," ujar Harun, di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada Ahad (25/5/2025).
Tim MCR dibagi menjadi tiga tim. Tim MCR 1 berada di lantai 1 Jamarat, Tim MCR 2 ngepos di lantai 2! Jamarat, dan Tim MCR 3 menempatkan diri di lantai 3 Jamarat.
Harun juga tahun ini membentuk 7 pos tambahan untuk memantau jemaah haji yang nanti melaksanakan tanazul. Hal ini merupakan kebijakan Satuan Operasional Armuzna yang mulai diberlakukan tahun ini.
"Tujuannya agar nanti jamaah yang tanazul yang tinggal di hotel-hotel wilayah Syisyah dan Rawdhah yang meliputi sektor 1-5 ini. Nanti pergerakan jamaah menuju dan pulang dari Jamarat lantai 1 dan 2 bisa terpantau dengan baik dan bisa terlayani sehingga kegiatan Jamarat berjalan aman dan lancar," jelas Harun.
Harun didampingi sejumlah personel dari sejumlah Tusi (tugas dan fungsi). Pagi itu ia mengajak tim MCR agar bisa memetakan medan dan pos-pos penempatan sehingga tidak lagi hanya menerka-nerka tapi tahu lapangan secara langsung.
"Kami sengaja ajak rekan-rekan yang nanti memiliki tusi di MCR 1 jalur bawah yang memiliki tugas di pos 1-5 bukan hanya modal teori sehingga nanti sudah punya gambaran ketika tanggal 10 setelah mabit di Muzdalifah kemudian melakukan jumrah aqobah lalu menempati pos-pos itu," jelasnya.
Setelah melakukan pemetaan, Harun berharap seluruh personel yang tergabung dalam Tim MCR bisa memitigasi hal-hal apa yang direncanakan dalam pemantauan jamaah haji.
"Mudah-mudahan semuanya dalam keadaan sehat wal afiat," harap Harun.
Komposisi Tim MCR
Harun menjelaskan, Tim MCR akan diisi oleh 5 tusi dari perlindungan jamaah (linjam), media center haji (MCH), Disabilitas dan Penanganan Krisis, Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP2JH), dan Tenaga Kesehatan dari Daker Makkah.
"Kelima tusi ini akan ditugaskan untuk mengamankan MCR yang namanya jalur bawah atau MCR 1. Sedangkan MCR 2 domainnya dari rekan-rekan dari Madinah," terangnya.
Mitigasi petugas di pos
Harun mengingatkan, petugas bisa menyesuaikan di dalam pos jaga. Mereka tidak harus bergerombol, tetapi harus mobile dan juga stationer (tetap).
Ia juga menekankan agar petugas menyiapkan pengamanan pribadi yaitu pelindung kepala termasuk pelindung wajah serta pelindung mata dari sinar matahari serta kantong-kantong untuk menyediakan perbekalan.
Potensi insiden
Harun juga menjelaskan kemungkinan-kemungkinan insiden yang terjadi yaitu terlepasnya jamaah dari rombongan dan potensi insiden ini yang perlu diantisipasi.
Menurutnya, sebelum nanti bertugas harus mengetahui sektor 5 wilayahnya sebelah mana kemudian sektor 1 sebelah mana dan juga nanti jalurnya mana-mana saja itu juga perlu diketahui dari sekarang oleh petugas.
"Termasuk mengantisipasi ada yang sakit, tidak menutup kemungkinan kita butuh kursi roda untuk bisa mengevakuasi jamaah kita," ucap Harun.
Walupun, kata dia, di sini banyak keamanan dan ambulans dari pihak Arab Saudi, namun agar petugas bisa cepat menangani, Tim MCR juga perlu kursi roda.
"Perlu juga kita siapkan obat-obatan, teman-teman di MCR juga perlu minyak kayu putih, minyak telon untuk memulihkan jamaah kita yang memiliki sesak dan lain sebagainya. Juga pakai masker karena debu," tandas Harun.
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
3
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
4
Jamaah Diimbau Hindari Sebar Video Menyesatkan, Bisa Merusak Ibadah Haji
5
Pos-Pos Petugas Penentu Kelancaran Lalu Lintas Jamaah di Jamarat Mina
6
Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H Berpotensi Terlihat di Aceh
Terkini
Lihat Semua