Terima Lawatan Dubes Ukraina, Ketum PBNU: Segera Hentikan Perang
NU Online · Senin, 7 Maret 2022 | 17:31 WIB

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin bersama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (Foto: NU Online/Indie)
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2022). Dalam kunjungan tersebut Dubes Hamianin disambut langsung Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya menyerukan agar kekerasan yang terjadi di Ukraina bisa segera mungkin dihentikan.
“Atas nama NU, saya menyeru kepada Rusia, kepada Presiden Putin, untuk menghentikan segera perang ini, gencatan senjata sekarang juga,” kata Gus Yahya dalam Konferensi Pers usai pertemuan di Lantai 2, Gedung PBNU.
“NU akan berusaha melakukan apapun untuk membantu,” tegasnya.
Apa yang terjadi Ukraina, sambungnya, bukan hanya persoalan antara dua negara, tetapi juga ancaman bagi seluruh masyarakat Internasional.
“Saya menyeru kepada masyarakat internasional untuk segera bangkit dan bersama-sama melakukan sesuatu untuk menghentikan krisis ini,” tukasnya.
Bencana kemanusiaan
Dalam lawatannya tersebut, Dubes Hamianin menjelaskan kondisi terkini pasca invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari 2022 lalu. Ia menyebut, bahwa konflik yang terjadi di sana merupakan sebuah bencana kemanusiaan.
“Apa yang terjadi di Ukraina saat ini adalah bencana kemanusiaan,” kata Hamianin.
Ia juga menutur bahwa dengan alasan apapun, perang tidak bisa dibenarkan. Untuk itu, ia meyakini bahwa komunitas dunia harus bersatu demi menghentikan invasi Rusia ke Ukraina. Ia menilai, hanya persatuan yang dapat membawa perdamaian, stabilitas dan pembangunan ke dunia ini.
“Tidak ada yang bisa membenarkan perang, tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan warga sipil, tidak ada yang bisa membenarkan kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.
“Itulah mengapa kami menyerukan kepada komunitas dunia, masyarakat, kepada media, kepada organisasi keagamaan, komunitas agama, untuk berdiri dan mengakhiri perang ini,” imbuhnya.
Secara khusus, ia berharap umat Islam di Indonesia, khususnya NU, mendoakan agar invasi yang terjadi hingga saat ini bisa segera berakhir.
“Setiap nyawa berharga. Jadi, saya sangat berharap NU dan umat Islam di Indonesia akan memberikan kami doa untuk segera mengakhiri ini,” ungkapnya.
Surati pimpinan Kristen Ortodoks Rusia
Terkait dengan hal ini, Gus Yahya menuturkan bahwa pihaknya telah bergabung dengan para pemimpin agama di seluruh dunia untuk bersurat kepada pemimpin Kristen Ortodoks di Rusia. Surat tersebut berisi permohonan untuk mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan perang.
“Kita masih menunggu apa yang akan dilakukan,” ujar kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah ini.
Sementara itu, ia juga menyatakan sedang melakukan upaya untuk berusaha mencari jalan agar dapat terhubung dengan mufti Rusia. “Nanti kita akan membahas apa yang bisa kita lakukan bersama-sama,” tukasnya.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua