Nasional

Survei: Gangguan Kesehatan Mental Banyak Dialami Masyarakat Ekonomi Rendah

NU Online  ·  Jumat, 22 Agustus 2025 | 17:00 WIB

Survei: Gangguan Kesehatan Mental Banyak Dialami Masyarakat Ekonomi Rendah

Ilustrasi: potret masyarakat. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Gangguan kesehatan mental lebih banyak dialami oleh masyarakat dengan penghasilan rendah. Survei Indonesian Social Survey (ISS) menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen orang dengan penghasilan 5 juta ke bawah mengaku mengalami kesepian, putus asa, cemas, dan depresi.


Hal ini diungkapkan Whinda Yustisia, Direktur Eksekutif ISS, saat menyampaikan hasil surveinya tentang kualitas hidup di Aone Hotel Wahid Hasyim, Jakarta, Kamis (21/8/2025).


"Memang kesehatan mental itu enggak cuman tentang masalah orang per orang ya. Ini bukan karena orang tidak bisa bersyukur gitu ya. Kesehatan mental itu salah satunya memang terkait dengan bagaimana negara menyediakan lingkungan hidup gitu," katanya.


Ia menegaskan bahwa pemerintah perlu membentuk lingkungan kondusif. Hal demikian penting guna mewujudkan masyarakat bisa bertumbuh dan berkembang. 


Ia juga menyampaikan bahwa meskipun kebahagiaan masyarakat dengan ekonomi atas dan bawah itu sama rendahnya. Namun, gangguan kesehatan mental lebih banyak dialami masyarakat ekonomi bawah.


"Padahal tadi sudah disampaikan kebahagiaan orang ekonomi bawah dan ekonomi atas itu sama sama sama sama rendah. Tapi ketika berbicara kesehatan mental, kenapa cuman ekonomi bawah yang kesehatan mentalnya banyak terganggu ekonomi atas enggak punya terganggu," katanya.


Ia menjelaskan bahwa hal demikian juga dipengaruhi akses kepada layanan kesehatan mental yang belum menjangkau masyarakat ekonomi bawah.


"Jadi ini perlu terus didorong agar layanan kesehatan gitu ya dukungan dukungan untuk kesehatan mental," kata dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.


"Maksud saya itu bisa lebih luas lagi hingga ke puskesmas barangkali dan itu ya bisa diberikan gratis lah itu ya gimana mau bayar psikolog gitu ya?" imbuhnya.


Ia pun menyebut bahwa biaya konsultasi untuk kesehatan mental itu bisa mencapai Rp500.000 per jam. "Itu per jam loh. Rp 500 ribu itu bisa hidup untuk seminggu bagi keluarga kurang mampu atau sebulan barangkali seperti itu," katanya.


Jadi, lanjutnya, harapannya pemerintah lewat Kementerian Kesehatan bisa memperbanyak layanan kesehatan mental untuk khususnya masyarakat di ekonomi bawah.