Nasional

Melihat dari Dekat Suasana Sekolah Rakyat di Kota Bekasi

NU Online  ·  Rabu, 16 Juli 2025 | 10:30 WIB

Melihat dari Dekat Suasana Sekolah Rakyat di Kota Bekasi

Suasana MPLS di Sekolah Rakyat Menengah Atas Pangudi Luhur, Kota Bekasi, pada Selasa (15/7/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Kota Bekasi, NU Online

Kementerian Sosial (Kemensos) RI mulai mengoperasikan Sekolah Rakyat pada Senin (14/7/2025). Sebanyak 100 titik sekolah akan beroperasi pada bulan ini.


Dari 100 titik tersebut, 63 titik akan memulai pengenalan kepada siswa pada 14 Juli 2025, dan sebanyak 37 titik akan dimulai akhir Juli 2025.


Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) yang berada di Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Kota Bekasi, Jawa Barat, misalnya, sudah beroperasi pada Senin (14/7/2025).


NU Online berkunjung langsung untuk melihat dari dekat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SRMA Pangudi Luhur Kota Bekasi.


Terpantau sebagian peserta didik sedang menerima tes kebugaran dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Sebagian lagi tengah menerima materi di kelas mereka masing-masing.
 


Lingkungan sekolahnya terbilang bersih dengan fasilitas yang cukup memadai.


Salah satu siswa kelas X C Muhammad Wildan Firdaus (15) mengaku senang karena bisa menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat.


"Sekolah ini sangat bagus, fasilitasnya sangat bagus tidak seperti sekolah lain. Asrama, mushala juga disediakan. Makanan juga disediakan tiga kali sehari. Pembelajarannya juga melalui laptop, jadi lebih produktif dan efisien," kata Wildan kepada NU Online, Selasa (15/7/2025).
 


Salah satu guru mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK), Jihan mengatakan bahwa di awal pertemuan ia mengarahkan tentang pengenalan lingkungan dan aturan-aturan di Sekolah Rakyat.


"Seperti lebih ke pengenalan diri sendiri, lingkungan sekolahnya seperti apa, dan belajar untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri-sendiri," katanya.


Jihan juga menjelaskan bahwa kurikulum sekolah rakyat mengacu pada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendiknasmen).


"(Kurikulumnya) memakai Kurikulum Merdeka, tapi nanti disesuaikan lagi dengan Sekolah Rakyat," ujarnya.


Lebih lanjut, Jihan menjelaskan bahwa sistem Sekolah Rakyat adalah sekolah berasrama atau boarding school, agar keluar masuk peserta didik bisa dipantau.


"Dari pagi sampai malam itu masih di lingkungan sekolah, di asrama putri dan asrama putra," ujarnya.


"Karena siswa-siswa di Sekolah Rakyat ini berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, jadi perlu perhatian khusus yang diberikan," lanjut Jihan.


Diketahui, total peserta didik di SRMA Pangudi Luhur Kota Bekasi berjumlah 180 siswa, terdiri dari 75 peserta didik putra dan 105 peserta didik putri, serta dibagi menjadi sembilan kelas.