Nasional

Hadiri Haul Ke-15 Gus Dur di Bogor, Yenny Wahid: Jaga Indonesia dengan Prinsip Kemanusiaan dan Keadilan

NU Online  ·  Senin, 28 April 2025 | 16:30 WIB

Hadiri Haul Ke-15 Gus Dur di Bogor, Yenny Wahid: Jaga Indonesia dengan Prinsip Kemanusiaan dan Keadilan

Yenny Wahid sedang menyampaikan pidato saat menghadiri Peringatan Haul Ke-15 Gus Dur di Aula Kantor Bupati Bogor, Cibinong, pada Sabtu (26/4/2025). (Foto: Roja)

Bogor, NU Online

Aliansi Guyub Beragam menggelar Haul Ke-15 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Aula Kantor Bupati Bogor, Cibinong, pada Sabtu (26/4/2025).


Acara ini dihadiri langsung oleh putri ke-2 Gus Dur yaitu Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid yang menyampaikan tentang manifestasi pikiran dari Gus Dur.


Yenny Wahid mengajak masyarakat untuk melanjutkan semangat perjuangan Gus Dur dalam memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan perdamaian bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang latar belakang agama maupun suku.


"Indonesia ini di tangan kita semua. Mari kita jaga dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan, sebagaimana yang diperjuangkan Gus Dur," pungkasnya.


Selain itu, Yenny Wahid menegaskan bahwa banyak hal sederhana dilakukan Gus Dur yang sesungguhnya berakar pada nilai-nilai keagamaan dan spiritual yang kuat.


"Gus Dur itu orang yang sangat kuat spiritualismenya, bukan cuma religiusitasnya. Semua tindakannya mengakar kepada prinsip-prinsip agama yang sangat dalam," tutur Yenny.


Ia mencontohkan, dalam setiap langkah hidup, Gus Dur selalu memudahkan segala urusan yang mengakar pada doa yang diajarkan Nabi Muhammad.


"Gus Dur itu selalu mempermudahkan segala urusan sebagaimana doa yang diajarkan Nabi Muhammad: Allahumma yassir wa la tuassir ‘mudahkanlah langkah-langkah kami, janganlah dipersulit’," ungkapnya.

 
​
Sesi foto bersama dalam Peringatan Haul Ke-15 Gus Dur di Aula Kantor Bupati Bogor, Cibinong. (Foto: Roja) 


Yenny juga menyoroti pentingnya sikap inklusif dan merangkul semua golongan, sebagaimana yang diajarkan Gus Dur. Ia menyampaikan bahwa berpikir negatif terhadap orang lain sama dengan menganiaya diri sendiri dan sesama.


"Gus Dur selalu mengajarkan kita untuk merangkul semua orang. Ketika kita berpikir negatif terhadap orang lain, sesungguhnya kita sedang menciptakan energi buruk yang berbalik kepada diri sendiri," tegasnya.


Lebih lanjut, Yenny mengingatkan soal pentingnya memahami esensi beragama yang sesungguhnya, yakni tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain.


"Persoalan beragama yang paling besar adalah ketika seseorang merasa harus menolong orang lain agar masuk surga lewat jalan pikirannya sendiri. Padahal, Allah tidak pernah memaksa. Tuhan tetap Maha Kuasa tanpa perlu dibela," jelasnya.

 

Sebagai informasi, acara ini juga dihadiri banyak tokoh lintas agama dan latar belakang, termasuk Ketua Permabudhi Romo Judha Hartono.

 

Kontributor: Ahmad Thursina Roja