Cara MA Sunan Giri Prigen Pasuruan Pacu Prestasi Siswa dengan Pendidikan Karakter
NU Online · Sabtu, 12 Oktober 2019 | 12:45 WIB
Karenanya, sangat mendesak dilakukan pendidikan karakter atau pendidikan nilai. Termasuk di dalamnya adalah pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak.
Karena itu, dirinya menggarisbawahi tentang fungsi pendidikan karakter di antaranya mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. "Juga memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur, serta meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia," tulisnya.
Apalagi, lanjut peneliti, berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk watak peserta didik agar menjadi manusia bermartabat. Yaitu, manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Badiatul menyampaikan data Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, yang menyebutkan bahwa strategi pelaksanaan pendidikan karakter dalam satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari program peningkatan mutu berbasis sekolah dalam pengembangannya, pelaksanaannya dan evaluasi kurikulum satuan pendidikan. Kegiatan yang dimaksud yakni, pertama kegiatan pembelajaran.
Sejumlah nilai yang ingin diraih dari pendidikan karakter adalah sebagaimana telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan Pendidikan Nasional.
Secara lebih rinci, perilaku tersebut ditunjukkan dengan religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air.
Berikutnya menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Untuk dapat memulai kecakapan, dapat dilakukan dengan Skills Day yang mana diisi dengan kegiatan pengembangan diri sebagian besar adalah kegiatan ekstrakurikuler yang dipandu oleh guru pembina.
Selain itu juga terdapat program pembiasaan yang mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter peserta didik dan penanaman nilai religius seperti Shalat Dhuha, istighotsah, amal Jumat (infak), dan kegiatan membaca Al-Qur’an.
Juga dapat dengan kolaborasi olahraga bola voli, sepak bola maupun futsal, seni albanjari, seni lukis atau kaligrafi, paduan suara, musik band, karya ilmiah, wirausaha, English Club, Arabic Club, Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), dan musabaqal tilawatil Qur’an.
Kepala madrasah harus melakukan optimalisasi regulasi dan kebijakan dalam rangka merumuskan konsep pendidikan karakter, sehingga keabsahan kegiatan tersebut semakin menambah motivasi bagi para pembina kegiatan maupun para peserta didik.
Hal ini, ungkap peneliti, diwujudkan dalam bentuk pemberian pendidikan dan pelatihan gratis bagi para pembina dan piagam penghargaan serta beasiswa bagi para peserta didik yang mampu berprestasi.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua