Menlu Tegaskan Inggris Tolak Aneksasi Wilayah Palestina
NU Online · Rabu, 26 Agustus 2020 | 14:45 WIB
A Muchlishon Rochmat
Penulis
Ramallah, NU Online
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab melakukan lawatan ke Palestina, Selasa (25/8). Dia diterima langsung oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di kantornya di Ramallah. Pada pertemuan itu, Raab menegaskan bahwa pihaknya menolak aneksasi wilayah Palestina dan mendukung solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel.
“Komitmen kami untuk rakyat Palestina, komitmen kami untuk solusi dua negara, dan penolakan Inggris untuk aneksasi wilayah. Kami ingin melihat peningkatan kehidupan rakyat Palestina, yang hanya dapat dijamin melalui perdamaian abadi yang dinegosiasikan antara Israel dan Palestina,” kata Raab, seperti diberitakan kantor berita Palestina, WAFA.
Presiden Abbas menyambut baik lawatan dan komitmen yang disampaikan Menlu Inggris tersebut. Dalam situasi yang rumit karena Israel menguasai Yerusalem yang diduduki, Abbas menghargai pentingnya kunjungan tersebut.
Kepada Raab, Abbas menyatakan bahwa aneksasi Israel atas wilayah Palestina bertentangan dengan resolusi legitimasi internasional. Menurutnya, aneksasi akan menghancurkan proses perdamaian antara Palestina dan Israel.
Pada kesempatan itu, Abbas juga menyampaikan bahwa perdamaian di wilayah itu tidak akan dicapai dengan melewati Palestina atau dengan menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab. Ditegaskan Abbas, selama Israel tidak mengakhiri pendudukan atas wilayah Palestina dan rakyat Palestina tidak mendapatkan kebebasan dan kemerdekaannya maka selama itu pula tidak akan ada perdamaian, keamanan, dan stabilitas di wilayah itu.
Menurutnya, perdamaian dalam arti sesungguhnya akan dicapai dengan mendasarkan pada resolusi legitimasi internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab. Artinya, perjanjian damai harus disepakati terlebih dahulu dengan Palestina.
“Kami siap melakukan negosiasi di bawah naungan kuartet internasional dan dengan partisipasi negara lain. Kami juga berkomitmen untuk memerangi terorisme internasional, sambil kami melanjutkan upaya untuk mencapai rekonsiliasi Palestina hingga kami mengadakan pemilu,” kata Abbas.
Sebelumnya, UEA dan Israel mencapai kesepakatan untuk menormalisasi hubungan pada Kamis (3/8) lalu. Otoritas Palestina menolak dan mengecam kesepakatan damai antara UEA dan Israel. Mereka menganggap kesepakatan sebagai sebuah pengkhianatan terhadap Yerusalem, Masjid Al-Aqsa, dan perjuangan Palestina.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua