Warga Indonesia di Mesir Aman, Tapi Tak Nyaman
NU Online · Rabu, 2 Februari 2011 | 14:25 WIB
Hari ini adalah hari kesembilan berlangsungnya gelombang demonstrasi di beberapa kota di Mesir. Situasi tidak menentu. Masyarakat kesulitan mengambil uang, bank dan ATM ditutup. Kebutuhan pokok sudah sangat langka. Kalaupun ada harganya mahal.
"Hari ini sih satu-dua ATM buka, tapi ngantrinya minta ampun, berjam-jam," ujar Muhammad Tabrani Basya, ketua Tanfidziyah PCI NU Mesir. <<>;br />
Tabrani menyaksikan, banyak dari warga setempat yang tiap jam malam, sejak pukul 3 sore hingga 8 pagi, membawa senjata tajam untuk menjaga kawasannya dari penjarahan-penjarahan.
"Inya Allah warga Indonesia aman, karena Universitas Al-Azhar sudah menginstruksikan kaum demonstran tidak mengganggu warga asing. Tapi memang tidak nyaman, karena persediaan uang yang terbatas, logistik langka," uangkap Tabrani yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah.
Para pengurus Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) mengumpulkan segenap komponen mahasiswa Indonesia untuk membicarakan situasi terkini di Mesir, Rabu (2/1) di Kantor Konsuler KBRI, Distrik 10, Nasr City, Kairo. Pertemuan ini merupakan kali ketiga.
"PPMI bekerjasama dengan KBRI membuat pos-pos evakuasi. Ada 20 pos telah terbentuk, 3 pos di gedung milik KBRI dan 17 pos merupakan sekretariat organisasi-organisasi milik mahasiswa," kata Tabrani yang sudah enam tahun di Mesir.
Saat ini, warga Indonesia diperkirakan mencapai 5000 jiwa, terdiri dari 3500 mahasiswa dan 1500 TKI. (nn)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua