Polemik Intelijen Masuk Ponpes Untungkan Teroris
NU Online · Ahad, 4 Desember 2005 | 12:46 WIB
Kediri, NU Online
Polemik seputar pro dan kontra aparat intelijen masuk atau menjalankan tugas di lembaga pendidikan pondok pesantren (ponpes) akhir-akhir ini justru akan menguntungkan teroris. "Jangan keburu curiga kepada pondok pesantren, karena yang untung sebenarnya para teroris itu sendiri," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi di Kediri, Minggu.
Ditemui sebelum pembukaan Konfercab PCNU Kota Kediri di Aula Al Muktamar, Lirboyo, ia mengungkapkan bahwa terorisme itu mempunyai beberapa watak dan latar belakang, diantaranya agama, politik dan teritorial.
<>"Sayangnya yang terjadi sekarang ini masalah terorisme cenderung dibelokkan ke masalah agama, sehingga yang menjadi fokus adalah pesantren," katanya. Padahal, kata pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang, Jatim itu, tidak semua pondok pesantren pernah disinggahi para pelaku teror.
Namun demikian, Hasyim tetap memperbolehkan aparat intelijen masuk ke dalam pondok pesantren, asalkan jangan memberikan kesan mencolok seakan-akan ada teroris di pondok pesantren tersebut.
"Sebetulnya, pelaku teror itu bukan dari kalangan pondok pesantren, karena mereka orang baru yang masuk di sebuah lembaga pendidikan pesantren," kata mantan Calon Wakil Presiden pada Pilpres 2004 itu.
Untuk menangkal perbuatan terorisme di tanah air, katanya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni tidak membelokkan makna substansi terorisme, adanya undang-undang yang menjamin pemberantasan terorisme, dan mencegah adanya upaya intervensi asing.
Menurut Hasyim, peristiwa teror tetap teror yang tidak ada unsur agama di dalamnya, demikian juga soal undang-undang selama ini memang belum ada aturan yang mengarah pada tindakan preventif secara dini, apalagi pemerintah masih lemah dalam menangkal intervensi asing.
"Sebenarnya terorisme yang terjadi di tanah air itu dipicu invasi Amerika ke Timur-Tengah, pemerintah harus tahu itu dan jangan sampai mereka justru berkelahi di sini karena yang rugi tetap kita sendiri," katanya.(ant/mkf)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua