Internasional

Dubes AS Umumkan Israel–Suriah Sepakati Gencatan Senjata

NU Online  ·  Sabtu, 19 Juli 2025 | 17:00 WIB

Dubes AS Umumkan Israel–Suriah Sepakati Gencatan Senjata

Pasukan keamanan Suriah berjalan setelah pertempuran kembali terjadi di kota Druze selatan Sweida pada Rabu (16/7/2025). (Foto: Reuters)

Jakarta, NU Online
Duta Besar Amerika Serikat untuk Turki, Tom Barrack, mengumumkan bahwa Suriah dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata setelah berhari-hari serangan udara dan pertumpahan darah sektarian di wilayah Sweida, Suriah.


"Perdana Menteri Israel Netanyahu dan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa yang didukung oleh AS telah menyepakati gencatan senjata yang disetujui oleh Turki, Yordania, dan negara-negara tetangganya," tulisnya dalam akun X Sabtu (19/7/2025).


Barrack juga mengatakan bahwa pihaknya menyerukan kepada kaum Druze, Badui, dan Sunni untuk meletakkan senjata mereka dan bersama-sama dengan minoritas lainnya. Hal twrsebut membangun identitas Suriah yang baru dan bersatu dalam perdamaian dan kemakmuran bersama negara-negara tetangganya.


Al-Jazeera memberitakan, bahwa sebelumnya Kepresidenan Suriah juga telah mengumumkan adanya gencatan senjata segera dan menyeluruh pada hari Sabtu. 


"Mengingat situasi kritis yang sedang dialami negara ini, dan atas dasar kepedulian untuk menyelamatkan nyawa warga Suriah, menjaga persatuan wilayah Suriah, keselamatan rakyatnya, dan sebagai tanggapan atas tanggung jawab nasional dan kemanusiaan, Kepresidenan Republik Arab Suriah mengumumkan gencatan senjata yang komprehensif dan segera," demikian bunyi pernyataan tersebut.


Melansir Reuters, Provinsi Sweida di Suriah telah dilanda kekerasan selama hampir seminggu yang dipicu oleh bentrokan antara pejuang Badui dan faksi Druze.


Sebelumnya pada Jumat (18/7/2025), seorang pejabat Israel mengatakan Israel setuju untuk mengizinkan pasukan Suriah akses terbatas ke wilayah Sweida di Suriah selatan selama dua hari ke depan.


Kepresidenan Suriah mengatakan pada Jumat malam bahwa pihak berwenang akan mengerahkan pasukan di selatan yang didedikasikan untuk mengakhiri bentrokan, dalam koordinasi dengan langkah-langkah politik dan keamanan untuk memulihkan stabilitas dan mencegah kembalinya kekerasan.

 

Dalam laporan terpisah, Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah menyatakan telah mendokumentasikan 321 kematian dalam pertempuran sejak Ahad, di antaranya tenaga medis, perempuan, dan anak-anak. Dikatakan juga bahwa jumlah tersebut termasuk eksekusi di lapangan oleh semua pihak.

 

Sementara Menteri Keadaan Darurat Suriah melaporkan bahwa pertumpahan darah sektarian di wilayah Damaskus dan Sweida menelan lebih dari 500 orang yang terluka telah dirawat dan ratusan keluarga telah dievakuasi keluar kota.