Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia mengecam tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa dan dan berbagai elemen msyarakat yang berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM.
Hal itu ditegaskan Adien saat dihubungi NU Online, Jum’at (30/3). Menurut Adien, Polri terlalu berlebihan mengamankan pihak demonstran dan cenderung melakukakan tindak represif.
<>
“Saya pikir ini terlalu berlebihan dan sangat keterlaluan. Kami menyayangkan hal tersebut. Mahasiswa tak memiliki senjata yang mebahayakan siapa pun,” tegas Adien.
Adien juga menyesalkan sikap aparat terhadap para demonstran seperti melihat gerombolan pelaku kriminal. “Polisi harus berdiri untuk rakyat, bukan pelindung kebijakan kekuasaan. Jangan sampai rakyat anti-aparat. Ini bisa berbahaya,” tambahnya.
Seperti diketahui, di beberapa tempat, aparat keamanan bertindak represif terhadap para demonstran. Mulai dari pemukulan dan penembakan; misalnya yang terjadi di Jalan Diponegoro dan Jalan Salemba pada Kamis (29/3) malam.
Bahkan, aparat bertindak represif kepada wartawan yang meliput aksi kekerasan aparat terhadap para demonstran Stasiun Gambir, Jakarta Pusat Selasa (27/3).
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
2
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
3
Bendera One Piece Marak, Sarbumusi Serukan Pengibaran Merah Putih
4
Hadiri Haul Buntet 2025, Ketum PBNU Tegaskan Pesantren Punya Saham dalam Tegaknya NKRI
5
Gelombang Tinggi di Cianjur Hantam 67 Perahu Nelayan, SNNU Desak Revitalisasi Dermaga
6
Alumni IPNU Harus Hadir Jadi Penjernih dalam Konflik Sosial dan Jembatan Antarkelompok
Terkini
Lihat Semua