Gus Solah: Upaya Rekonsiliasi Nasional Harus Sungguh-sungguh
NU Online · Rabu, 19 November 2008 | 22:34 WIB
Pertemuan “ahli waris” atau keluarga para pahlawan sebagai upaya rekonsiliasi nasional, harus dilakukan sungguh-sungguh. Upaya seperti yang digagas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga berarti bahwa harus ada rumusan yang jelas atas sumber persoalan bangsa sebenarnya.
Pendapat tersebut dikemukakan KH Solahuddin Wahid (Gus Solah), cucu salah satu pahlawan nasional yang juga Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari, usai mengikuti Silaturahim dan Dialog Antar-Keluarga Pahlawan Nasional di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (19/11).<>
Menurut Gus Solah, upaya rekonsiliasi tak cukup jika hanya dilakukan sekali pertemuan. "Rekonsiliasi tidak cukup hanya dengan satu kali, apalagi Ibu Amelia Yani (putri Ahmad Yani) sudah ada Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB)," ujarnya.
Adik kandung mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengaku mendukung langkah yang dilakukan PKS. "Kita harus mendorong ke depannya ini ke arah rekonsiliasi yang betul-betul rekonsiliasi. Tidak hanya di bibir, tapi harus substansial dan esensial," terangnya.
Selain Gus Solah, hadir juga pada pertemuan itu, antara lain, Halida Hatta (putri Proklamator Mohammad Hatta), Bambang Sulistomo (putra Bung Tomo), Agus Tamzil Sjahroezah (cucu KH Agus Salim), Titik Soeharto (putri mantan presiden Soeharto), keluarga Sjafroedin Prawiranegara (presiden pemerintahan darurat RI/ PDRI).
Keluarga mantan presiden Soekarno tidak hadir. Rachmawati Soekarnoputri yang diundang, tak tampak di antara para hadirin. Tidak ada keterangan kenapa Rachmawati tidak hadir. Selain itu, tidak terlihat pula putra dari Jenderal Gatot Soebroto, Cahyo.
Presiden PKS Tifatul Sembiring mengatakan, pihaknya bersungguh mengupayakan rekonsiliasi nasional. "Ini jawaban atas iklan PKS. PKS ingin meng-cut off segala dendam sejarah agar tidak ada lagi dendam antargenerasi dan pelaku sejarah," katanya.
Tifatul tidak khawatir kedatangan Titik Soeharto akan membuat citra buruk pada PKS. Ia menyerahkan sepenuhnya pada penilaian masyarakat. (rif)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua