Kudus, NU Online
Menjadi guru madrasah diminta harus selalu bersabar dalam mengamalkan ilmunya kepada para santri (muridnya). Sebab, jika diukur dengan materi tidak banyak yang bisa dihasilkan dari kegiatan mengajarnya.<>
"Menjadi guru di madrasah membutuhkan kesabaran yang sangat luar biasa, karena bisyarohnya sedikit," kata Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sya’roni Ahmadi saat memberikan tausiyah pada acara halal bi halal keluarga besar Rabithotul Mutakhorrijin (alumni) Madrasah Diniyah NU Kradenan Kudus, Sabtu (1/9).
Meskipun sangat kecil yang didapat secara materi, lanjut KH Sya'roni, namun Islam mendudukkan para pejuang di jalan pendidikan agama ini dengan posisi yang terhormat.
"Santri yang sedang mencari ilmu kok kena musibah terus meninggal dunia, itu termasuk mati syahid mati syahid akhirat. Santrinya saja demikian, apalagi gurunya," terangnya dengan bahasa Jawa.
Di depan ratusan alumni, ulama kharismatik Kudus ini menekankan harus ada yang mengajar, sehingga
setelah muridnya pandai akan menularkannya kepada yang lain.
"Namun ya harus sabar, sebab bisyarohnya guru madrasah hanya sedikit. Bisyarohku saja untuk naik becak tidak cukup,'' canda mbah Sya'roni yang disambut tawa hadirin.
Halal Bi Halal yang dihadiri ratusan alumni Madrasah Diniyah NU Kradenan Kudus ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun diadakan. Pada tahun ini merupakan yang ke 21.
Selain Kh.Sya'roni turut hadir dan menyampaikan mau'idhah hasanah wakil Rois Am PBNU KH Musthofa Bisri.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Qomarul Adib
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua