Nasional

LD PBNU Pastikan Imam dan Khatib Punya Kompetensi Memadai dengan Standardisasi

NU Online  ·  Jumat, 16 Mei 2025 | 15:00 WIB

LD PBNU Pastikan Imam dan Khatib Punya Kompetensi Memadai dengan Standardisasi

Ketua LD PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin (kedua dari kiri) Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat angkatan ke-10 digelar di Aula Syaikhona Kholil, lantai 10 kerja sama dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) pada Sabtu (10/5/2025). (Foto: istimewa)

Bangkalan, NU Online

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) menjelaskan bahwa PBNU melalui lembaga di bawah kepemimpinannya berikhtiar untuk memberikan jaminan kualitas kepada masyarakat atas kapasitas para imam dan khatib Jumat di lingkungan Nahdlatul Ulama. Hal itu dilakukan dengan pelaksanaan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat.


“Tujuan dari standardisasi ini adalah untuk memastikan bahwa para imam dan khatib memiliki kemampuan dan kompetensi yang memadai. Mereka tidak hanya mampu secara teknis, tetapi juga matang secara keilmuan dan akhlak,” ungkapnya sebagaimana disampaikan melalui rilis yang diterima NU Online pada Jumat (16/5/2025).


Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat angkatan ke-10 digelar di Aula Syaikhona Kholil, lantai 10 kerja sama dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) pada Sabtu (10/5/2025). Kegiatan ini diikuti sebanyak 120 peserta para dari empat kabupaten di Madura.


Dalam kesempatan itu, Gus Aab menambahkan, kegiatan ini sekaligus menjadi sarana pemantapan bagi para peserta, untuk terus mengasah kemampuan serta memperkaya wawasan keislaman mereka. Menurutnya, kompetensi yang dimaksud bukan sekadar kemampuan berceramah, tetapi juga menyangkut sikap dan etika dalam menyampaikan pesan dakwah.


“Para dai harus mampu menyampaikan pesan dengan santun, sejuk, dan meneduhkan. Dakwah bukan untuk mencaci, memprovokasi, atau menyulut kemarahan. Tapi mengajak, bukan mengejek; membina, bukan menghina; membela, bukan mencela,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Darul Arifin, Jember, itu.


Ia juga menekankan pentingnya kemampuan public speaking serta literasi yang baik bagi para pendakwah, terutama di era media sosial yang serba terbuka dan cepat. Kualitas komunikasi, menurutnya, harus terus ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman.


“Standardisasi ini penting agar pesan dakwah benar-benar sampai dan tidak disalahpahami. Dai NU harus tampil dengan kualitas narasi dan bahasa yang luhur serta mampu menjaga martabat dakwah di ruang publik,” imbuhnya.


Sementara itu, Rektor Universitas Trunojoyo Madura,  Safi menyampaikan apresiasinya kepada LD PBNU atas kepercayaan menjadikan UTM sebagai tuan rumah kegiatan ini.


“Kami merasa terhormat dan bersyukur atas kepercayaan ini. Ini adalah bentuk penghargaan sekaligus tanggung jawab moral bagi kami,” ujarnya.


Safi menyebut standardisasi kompetensi imam dan khatib sangat penting untuk menjaga persatuan umat, khususnya dalam konteks kehidupan beragama yang majemuk dan dinamis saat ini.


“UTM sebagai kampus dengan Fakultas Keislaman merasa bertanggung jawab untuk turut serta mencetak khatib-khatib yang moderat dan mampu merawat kerukunan. Karena faktanya, masih ada ceramah-ceramah yang menyelipkan ujaran kebencian, dan ini harus kita benahi bersama,” tutupnya.