Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
NU Online · Jumat, 13 Juni 2025 | 19:15 WIB

Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf usai Diskusi Rutin Forum Kramat dengan tema "Pentingnya Konsensus Kebangsaan" di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, pada Jumat (13/6/2025) (Foto: Suwitno/NU Online)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf ikut menyoroti penyerangan Israel yang menargetkan militer dan tempat penyimpanan nuklir milik Iran pada pada Jumat (13/6/2025) pagi.
Menurut kiai yang akrab disapa Gus Yahya ini, peristiwa tersebut merupakan kegagalan sistem tata internasional yang selama ini tidak dipelihara dan tidak dijaga konsistensinya sehingga masalah-masalah konflik terjadi berkepanjangan.
“Aktor-aktor global mulai bertindak sendiri-sendiri tanpa ada konsekuensi apa pun dari masyarakat internasional," katanya usai Diskusi Rutin Forum Kramat dengan tema "Pentingnya Konsensus Kebangsaan" di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, pada Jumat (13/6/2025).
Gus Yahya mendesak agar seluruh konflik di dunia ini agar segera dihentikan. Jika tidak, akibat konflik tersebut akan berbuntut panjang sehingga masuk pada babak bencana yang jauh lebih besar.
"Saya menyerukan agar berhenti, berhenti, dan saya menyerukan kepada aktor-aktor global termasuk stackholder dari tata internasional yang kita punya sekarang yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk bekerja dengan lebih decisive (penentu) di dalam menyelesaikan macam-macam konflik yang sekarang marak dimana-mana," jelasnya.
Hari ini, kata dia, sebelum ada serangan Israel ke Iran, kita sudah sangat khawatir dengan berbagai macam konflik yang sudah meletus dimana-mana.
“Pakistan dengan India, Rusia dengan Ukraina, ini mau apalagi ini? Ngapain itu Israel tiba-tiba menyerang Iran tanpa melalui proses-proses multilateral yang sepatutnya," tambahnya.
Terkait komunikasi PBNU dengan jaringan internasional, Gus Yahya mengaku telah menghubungi sejak lama terkait perdamaian dunia, seperti Vatikan, Rabitah Alam Islami (RAI), serta tokoh-tokoh di bagian Eropa dan Amerika.
"Tapi ini kan ormas. Tata dunia dan geopolitik itu stakeholder-nya negara. Maka kita memanggil negara-negara ini untuk bertindak demi keselamatan dunia seluruhnya," katanya.
Baginya, dampak konflik dunia dari tingkatan besar sampai kecil akan sangat mengganggu stabilitas internasional.
"Sekarang ada perang di Rusia dan Ukraina, kita nggak ikut-ikutan tembak-tembakan, kita ikut laparnya. Apalagi sekarang marak, tambah lagi, tambah lagi, tambah lagi, terus bagaimana kalau aktor-aktor global ini dibiarkan bertindak seenaknya sendiri, semuanya sendiri," katanya.
Terkait masalah global, Gus Yahya melihat untuk tidak mengkotak-kotakan sebuah masalah karena sekecil apapun itu akan berimbas kepada yang lain.
"Sekarang begini lho, enggak usah bicara soal Islam, 6erbukan Islam lah. Manusia ini gimana dunia ini. Kalau bicara apalagi negara, jangan-jangan nanti negara lain merasa, alah yang diserang Iran ini bukan gue, jangan-jangan begitu. Seolah-olah ini kepentingan yang bisa diisolasi dari semua orang yang lain padahal tidak," jelasnya.
Jika tidak segera diatasi, Gus Yahya menjelaskan bahwa nantinya seluruh dunia akan masuk ke dalam bencana yang luar biasa.
"Maka, seluruh dunia harus berkonsolidasi bersatu untuk menghentikan ini segera supaya kemanusiaan dan seluruh tatanan peradaban ini selamat," terangnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua