Nasional

Dua Hikmah di Balik Peristiwa Kematian

NU Online  ·  Jumat, 6 Februari 2015 | 05:02 WIB

Solo, NU Online
Al-mautu haqq. Kematian adalah sebuah kebenaran. Kalimat tersebut sering kita dengar, khususnya ketika dalam prosesi pembacaan talqin sesaat mayit telah dimasukkan ke liang lahat, dan telah tertutup tanah.
<>
“Jadi ia tidak menunggu dibenarkan orang. Seandainya kita tidak percaya akan mati, niscaya peristiwa kematian juga tetap terjadi. Orang yang takut mati pun kelak juga akan mati,” terang Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi, saat mengisi pengajian di Solo, Rabu (4/1).

Kiai Hasyim menjelaskan, mengenai peristiwa kematian ini, setidaknya ada dua hikmah yang bisa dipetik. “Pertama. Bahwa apa saja boleh dilakukan oleh manusia, tetapi harus ingat semua juga akan ada akhirnya (dengan kematian),” kata pengasuh Pesantren Al-Hikam itu.

Sedangkan hal kedua yang perlu diperhatikan, yakni semua hal akan ditinggalkan (setelah kematian) kecuali iman dan amal saleh.

“Kalimat laa ilaha illa allah muhammadun rasulullah, menjadi semacam ‘KTP’ bagi seorang Muslim ketika akan menghadap Allah SWT,” ungkapnya.

Selanjutnya, Kiai Hasyim yang pada kesempatan tersebut hadir bersama KH Said Agil Husin Al-Munawwar, juga menyinggung sosok manusia yang baik yakni yang bermanfaat bagi orang lain. (Ajie Najmuddin/Mahbib)