Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
NU Online · Selasa, 17 Juni 2025 | 14:06 WIB

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kompleks Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan, pada Selasa (17/6/2025). (Foto/Junaidi)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) bertemu dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kompleks Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan, pada Selasa (17/6/2025).
Gus Yahya mengatakan, PBNU dan BGN telah menyepakati untuk merealisasi 1.000 program Makan Bergizi Gratis (MBG) di lebih dari 400 pesantren besar, sejumlah madrasah, serta pesantren kecil yang berafiliasi dengan NU. Targetnya, program tersebut akan rampung berjalan pada Agustus 2025.
"Kepala badan (Dadan) menyampaikan sejak awal bahwa tentu NU ini sekurang-kurangnya harus bisa menyelenggarakan 1.000 titik pelayanan Makan Bergizi Gratis ini," katanya saat ditemui seusai pertemuan.
Selain menggandeng pesantren secara langsung, Gus Yahya menjelaskan bahwa program tersebut nanti akan dikoordinasikan oleh Pengurus Cabang (PCNU) tiap kabupaten atau kota di seluruh Indonesia dengan jumlah sekitar 548.
"Dari itu saja sudah 1.000 lebih kemudian masih bisa ditambah potensi yang lain yang sangat besar termasuk madrasah-madrasah di lingkungan NU," jelasnya.
Gus Yahya menilai, saat ini progress kerja sama tersebut sudah berjalan dengan skema-skema dasar yang telah disepakati bersama, mulai dari pembuatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG, penyaluran MBG, hingga membentuk ekosistem ketahanan pangan.
“(Saat ini) Kita sudah berjalan dengan kecepatan yang cukup memadai bahkan bapak kepala ada prospek bahwa dalam bulan-bulan ini kita bisa melampaui target yang tadinya ditetapkan, insyaallah," katanya.
Pada program ini juga, Gus Yahya mendukung adanya pemenuhan standarisasi gizi seimbang untuk seluruh santri. Baginya, permasalahan tersebut masuk dalam kategori fundamental.
"Selama ini wawasan tentang gizi cukup belum dimiliki oleh banyak kalangan. Belum lama ini kami melakukan penelitian di pesantren-pesantren di Jawa Tengah dan kami menemukan ada 19 persen santri-santri itu mengalami anemia padahal mereka makan 3 kali sehari," katanya.
"Makanannya mereka tidak sangat murah juga bukan, mereka menurut standar orang banyak wajar tapi karena gizinya kurang seimbang sehingga banyak santri yang terkena anemia," katanya.
Disamping itu, Dadan Hindayana menanggapi positif atas kerjasama tersebut. Terlebih lagi, lanjutnya, PBNU dan BGN telah membuat kesepakatan melalui Memorendum of Understanding (MoU) saat puncak peringatan Hari Lahir ke-102 NU di Istora Senayan, Jakarta.
"NU inikan saya menilai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, oleh karenanya tersebar luar di seluruh Indonesia jadi harus menjadi satu pondasi yang kuat dalam program Makan Bergizi Gratis karena otomatis para santri mendapatkan program bergizi gratis maka artinya SDM kita akan baik," jelasnya.
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua