Nasional

Para Pelatih Program PandAI Raih Penghargaan Pengajar Terbaik, Sebarkan Pengetahuan AI untuk Perempuan Indonesia

Kamis, 22 Mei 2025 | 17:30 WIB

Para Pelatih Program PandAI Raih Penghargaan Pengajar Terbaik, Sebarkan Pengetahuan AI untuk Perempuan Indonesia

Para trainer Program Perempuan PandAI saat menerima penghargaan sebagai Pengajar Terbaik.

Jakarta, NU Online
Para pelatih atau trainer Program Perempuan PandAI AI (PandAI) dianugerahi penghargaan sebagai Pengajar Terbaik. Penghargaan ini diberikan atas konsistensi mereka dalam menyebarkan pengetahuan dan edukasi mengenai teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kepada para perempuan Indonesia. Penghargaan ini dipersembahkan oleh NUCare Global dari LAZISNU dan Microsoft.


Sebanyak 23 trainer menerima apresiasi ini. Di antara mereka ada Candra Winata Alamsyah, Shafira Putri Ziyan Abidin, Aulia Siska, Abdul Hamid Hasan, dan Chechep Dhiana Wahyudi. Para trainer ini berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, komunitas, hingga lembaga sosial, yang selama ini telah memberikan dampak nyata dalam peningkatan literasi digital di tingkat akar rumput.

 

Entrepreneur asal Bekasi, Candra Winata menyampaikan rasa terkesannya terhadap dukungan dari NUCare Global dan Microsoft dalam memberdayakan perempuan Indonesia melalui program PandAI. Menurutnya, pelatihan ini memberikan edukasi penting terkait AI yang sangat relevan dengan tantangan zaman, termasuk dalam menghadapi kejahatan digital seperti kasus penipuan secara online.

 

"Mereka bisa memproteksi, ada pendekatan untuk pencegahan dan menghindari dari penipuan melalui telepon, chat, bukti transfer yang telah dimanipulasi. Jadi melalui pelatihan ini bisa dicegah," ungkapnya.

 

Ia mengapresiasi suasana kebersamaan dalam acara gathering para trainer akhir April 2025, yang mempertemukan pengajar dari berbagai latar belakang. Menurut Candra, penghargaan yang diterima semakin memotivasi para trainer untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran.

 

"Kita sangat senang, dapat membantu ibu-ibu, perempuan di luar sana yang menggunakan AI untuk hal-hal yang baik dan mempermudah aktivitas mereka,” ujar Candra.

 

“Saya berharap perempuan Indonesia dapat lanjut untuk mempelajari Ai, bisa upgrade diri lagi, literasinya lebih banyak lagi, bisa belajar lagi, dan mungkin bisa diterapkan,” tambahnya.

 

Sementara itu, pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) Shafira Putri menyampaikan melalui gathering yang diadakan, membuat para trainer program PandAI menjadi meningkat pengetahuan AI yang terus berkembang.

 

"Tantangannya adalah kita perlu terus up to date, karena teknologi AI semakin canggih. Jangan sampai malah kita menghindar dan tidak ingin menggunakannya,” ujar Shafira.

 

Ia juga mengajak semua perempuan Indonesia untuk mengikuti pelatihan PandAI yang terbuka bagi semua usia. “Program ini tidak ada ketentuannya, dari SMA sampai ibu-ibu rumah tangga, jadi harus ikut,” kata perempuan asal Bogor itu.

 

Shafira berharap agar program ini terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak peserta, karena setelah mengikuti pelatihan, perempuan mendapatkan bekal literasi teknologi yang kuat dan mampu menghindari potensi kejahatan digital.


“Semoga yang kami ajarkan bisa berlanjut, bisa luas lagi cakupan perempuan untuk belajar Ai, bukan hanya sekadar tahu tapi benar-benar dapat memanfaatkannya,” ungkapnya.