Satu Ormas Islam di Indonesia Sudah Puasa Mulai Hari Ini
NU Online · Ahad, 31 Agustus 2008 | 11:46 WIB
Satu organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia sudah melaksanakan ibadah puasa mulai Ahad (31/8) hari ini. Ormas itu adalah jama'ah An-Nadzir yang berpusat di kampung Mawang, Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan.
Pemerintah bersama ormas Islam lainnya baru akan menentukan 1 Ramadhan 1429 H melalui Sidang Isbat petang ini. Namun, An-Nadzir punya dasar penetapan awal puasa. Mereka menggabungkan metode penghitungan bulan (hisab) dan dengan cara melihat hilal atau penampakan bulan (rukyat).<>
Pimpinan Jamaah An Nadzir kampung Mawang, Ustad Luqman menuturkan, cara mereka sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad. Mereka sudah memantau wujud bulan dari bulan-bulan sebelumnya.
"Tanda-tanda yang diberikan Allah adalah munculnya angin kencang, hujan dan gemuruh yang disaksikan anggota jamaah An Nadzir." ungkap Luqman, Sabtu (30/8).
Luqman menambahkan, anggotanya sudah menyaksikan penampakan bulan sabit tipis pada pukul 05.45 Wita, di pemondokan mereka. Selain itu, menurut Luqman, pergeseran akhir bulan Syaban ke awal Ramadhan ditandai dengan puncak pasang air laut pada pukul 09.00 Wita, di pantai Kalongkong, desa Bontosunggu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Sementara, air laut menyurut pada sekitar pukul 14.00 Wita.
Jamaah An Nadzir di Sulsel didirikan oleh KH Syamsuri Majid pada tahun 1998. Awalnya bernama Majelis Jundullah, karena identik dengan Laskar Jundullah nama kelompok ini pun berubah menjadi An Nadzir. Mereka menamai An Nadzir dengan semangat 'pemberi peringatan' sesuai arti kelompok ini.
Ciri khas kelompok ini mereka membentuk perkampungan sendiri dan hidup dari sederhana dengan menanam padi di sekitar pemukiman mereka, yang berupa rumah pondok dari bambu. Selain itu, waktu shalat mereka berbeda dengan pemeluk Islam lainnya.
Mereka melakukan Shalat Shubuh pada pukul 06.00 Wita, Dzuhur pada pukul 16.00 Wita, Ashar pukul 16.30 Wita, magrib pukul 19.00 Wita dan Isya pukul 04.00 Wita.
Pengikut jamaah An Nadzir di kampung Mawang berjumlah sekitar 800 orang. Kaum prianya dapat ditandai dengan rambut panjang yang diwarnai atau dibuat pirang. (dtc)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
2
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
3
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua