Penulisnya Siap Hadiri Debat Terbuka asal Dikawal Polisi
NU Online · Jumat, 7 Maret 2008 | 09:57 WIB
H Mahrus Ali, penulis buku Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik, akhirnya menyatakan siap menghadiri undangan debat terbuka terkait buku yang ditulisnya, pada 12 Maret mendatang. Namun, masih dengan alasan keamanan, ia meminta dikawal aparat kepolisian pada acara yang difasilitasi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, itu.
Permintaan itu disampaikan Mahrus seperti dituturkan H Solichan dan H Chotib (warga Nahdlatul Ulama/NU yang juga tetangga Mahrus) kepada NU Online, di Surabaya, Jumat (7/3). Solichan dan Chotib mengaku menemui Mahrus di kediamannya pada Kamis (6/3) malam. Maksud kedatangan keduanya untuk meminta penjelasan perihal ketidaksiapan Mahrus menghadiri undangan tersebut.<>
Menurut Solichan, Mahrus tidak hanya minta dikawal polisi sebanyak dua truk dari kediamannya hingga tempat acara dan selama debat itu berlangsung. Penulis buku yang dinilai menyinggung warga NU itu juga meminta uang jaminan sebanyak Rp 3 miliar.
Dikatakan Solichan, Mahrus mengaku benar-benar mengkhawatirkan keamanan dirinya jika hadir pada acara itu. Ia juga tak percaya jaminan keamanan yang diberikan panitia penyelenggara karena beberapa nama sebelumnya yang pernah mengikuti acara serupa, juga tidak aman. Panitia selalu kewalahan mengendalikan massa.
“Berjuang membela agama itu tidak boleh takut mati. Kalau kamu (Mahrus) masih takut mati, berarti belum yakin dengan kebenaran agamamu sendiri,” ujar Solichan mengulang pembicaraannya dengan Mahrus.
Namun, katanya, Mahrus tetap beralasan bahwa keamanan harus menjadi jaminan untama. Ia mengaku juga mengkhawatirkan keamanan anak dan keluarganya. “Saya tidak takut mati. Tapi, anak saya banyak dan masih butuh perhatian,” ucap Mahrus seperti dikutip Solichan.
Solichan meminta kepada Mahrus agar dia tidak menulis buku yang dapat menyinggung perasaan orang NU lagi. Sebab, pada kenyataannya dia tidak berani adu argumentasi dengan pengurus Tim Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Cabang NU Jember. “Dari pada kesabaran orang NU tidak bisa dikendalikan lagi,” ujarnya. (sbh)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua