Menteri Agama (Menag), Muhammad Maftuh Basyuni, mempertanyakan efektivitas fatwa haram merokok bila fatwa yang masih taraf wacana itu benar-benar dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Tau`iyah (penyadaran) tentang bahaya nikotin itu harus diutamakan, karena sudah banyak aturan difatwakan, tapi tak dilaksanakan," kata Maftuh di Surabaya, Jawa Timur, Senin (25/8).<>
Ia mengemukakan hal itu usai menandatangani kerja sama antara Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Takeran, Magetan, Jatim dengan Al-Irsyad Singapura untuk pengembangan Islamic International School.
Dalam kesempatan itu, Menag mencontohkan minuman keras yang sudah ada hukum haram di dalam Alquran, tapi minuman keras dapat ditemukan secara cepat dengan memejamkan mata
"Jadi, semakin banyak aturan atau fatwa dikeluarkan justru semakin banyak aturan atau fatwa yang dilanggar, bila tanpa ada tau`iyah (penyadaran) terlebih dulu," katanya.
Wacana fatwa MUI tentang haram merokok itu didasarkan banyak pertimbangan yang intinya merokok itu banyaknya mudarat (kerusakan/kejelekan) daripada manfaatnya, baik dari segi kesehatan maupun keuangan.
Selain itu, perokok itu menghamburkan uang dan bahkan dapat menimbulkan anak putus sekolah karena orangtuanya hanya mementingkan membeli rokok dibanding membayar sekolah anaknya. (ant/sbh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua