Nasional

Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya

NU Online  ·  Kamis, 26 Juni 2025 | 08:00 WIB

Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya

Niat puasa Muharram. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online 

Umat Islam akan memasuki tahun baru 1447 Hijriah. Di bulan pertama Hijriah itu, umat Islam di seluruh dunia dianjurkan untuk menjalani ibadah puasa.


Hal ini sebagaimana dikutip dari artikel Ustadz Ahmad Muntaha berjudul Panduan Puasa Muharram: Tata Cara, Hukum, dan Keutamaannya pada Kamis (26/6/2025).


Adapun niat puasa Muharram ini adalah sebagai berikut.


نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى  


Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ. 


Artinya, “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.


Sementara itu, khusus untuk hari kesembilan (tasu’a) dan kesepuluh (‘asyura) bulan Muharram, ada niat puasanya tersendiri, yakni sebagai berikut.


نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى 


Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ. 


Artinya, “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”


Niat puasa Asyura secara lengkap:


نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى


Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ. 


Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”


Niat ini mulai boleh dilakukan pada malam hari saat esoknya berpuasa, yakni selepas Maghrib hingga menjelang fajar tiba.


Bagi yang belum sempat niat pada malam hari, masih diperbolehkan berpuasa dengan membaca niat yang sama sampai waktu Dzuhur tiba di hari tersebut. Hal ini dengan syarat, selepas fajar sampai membaca niat belum makan, minum, atau melakukan hal lain yang membatalkan puasa.


Setidaknya, ada lima fadilah yang bisa diperoleh dengan berpuasa Muharram, sebagaimana dijelaskan Ustadz Ahmad Muntaha berdasarkan hadits-hadits Rasulullah saw. Pertama, puasa Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Kedua, termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum, selain Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah. Ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari.


Tidak hanya itu, khusus puasa hari Asyura, yakni pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Kelima, jika puasa Asyura dilengkapi dengan puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.