Negara dengan Durasi Puasa Terlama dan Tercepat di Dunia
NU Online · Ahad, 3 April 2022 | 09:30 WIB
Muhammad Faizin
Penulis
Jakarta, NU Online
Bulan suci Ramadhan 1443 H telah tiba. Seluruh umat Islam di dunia berbahagia. Pasalnya mereka bertemu dengan bulan mulia yang di dalamnya ada ibadah spesial yakni berpuasa. Setiap umat Islam diwajibkan berpuasa dengan tidak makan, minum, dan berbagai hal yang dapat membatalkan puasa mulai waktu Shubuh sampai dengan Maghrib.
Di Indonesia, waktu dari Shubuh sampai dengan Maghrib berdurasi sekitar 12-13 jam. Secara umum, Indonesia masuk dalam durasi rata-rata waktu berpuasa umat Islam di penjuru dunia. Di antara negara yang memiliki durasi sama dengan Indonesia seperti Malaysia, Brazil, Afrika Selatan, Singapura, Argentina.
Namun ternyata durasi waktu berpuasa di berbagai penjuru dunia berbeda-beda tergantung posisi matahari. Ada sebagian negara yang memiliki durasi singkat dalam berpuasa seperti Chili dan Selandia baru yakni hanya 11 jam. Namun sebaliknya ada umat Islam di negara tertentu yang harus menahan lapar dan haus selama 19-20 jam!. Contohnya adalah negara yang berada di daerah kutub utara seperti Islandia dan Norwegia yang memiliki durasi berpuasa lebih dari 18 jam dalam satu hari.
Apakah durasi waktu ini tetap setiap waktu Ramadhan tiba?. Berdasarkan pengamatan berbagai media di dunia, durasi waktu berpuasa di belahan bumi utara terus mengalami pengurangan tiap tahunnya. Sementara di bagian selatan terus mengalami penambahan.
Media Aljazeera melansir bahwa pengurangan ini akan terus berlangsung hingga mencapai titik balik matahari musim dingin pada 2032. Lima negara dengan durasi waktu berpuasa terlama adalah, Greenland: 19-20 jam, Islandia: 19-20 jam, Finlandia: 18-19 jam, Swedia : 17-18 jam, Inggris: 17-18 jam. Sementara tercepat adalah Paraguay: 11-12 jam, Uruguay: 11-12 jam, Australia: 11-12 jam, Chili: 11-12 jam, dan Selandia Baru: 11-12 jam.
Terkait dengan perbedaan ini, Sekretaris Jenderal PBNU Masa Khidmah 2015-2021 Helmi Faishal Zaini tetap lebih memilih berpuasa di Indonesia dari pada berpuasa di negara lain walaupun lebih cepat durasi waktunya.
“Meski di Melbourne lebih sedikit jam puasanya, saya lebih memilih di Indonesia. Sederhana saja, soal kemudahan cari kolak pisang, es kolang-kaling, serabi dan suara obrog-obrog sahuur,” katanya melalui akun facebooknya, Sabtu(2/4/2022). Selamat berpuasa!.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
2
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
3
Asyura, Tragedi Karbala, dan Sentimen Umayyah terhadap Ahlul Bait
4
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
5
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
6
I'tikaf hingga Khataman Al-Qur'an, Kebiasaan Gus Baha di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua