Haji Tak Hanya Ritual, Tapi Ruang Strategis Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
NU Online · Ahad, 4 Mei 2025 | 19:05 WIB
Bogor, NU Online
Badan Penyelenggara Haji Republik Indonesia (BP Haji) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan Tri Sukses Haji: sukses ritual, sukses ekosistem ekonomi, dan sukses keadaban-peradaban.
Salah satu langkah konkret dilakukan melalui pembukaan kegiatan Penyusunan Kebijakan Kerja Sama Pengembangan Ekosistem Ekonomi Haji oleh Kepala BP Haji, KH Muhammad Irfan Yusuf, di Hotel Ibis Style, Bogor, Sabtu (3/5/2025).
Dalam sambutan pembukaannya, Gus Irfan, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa ibadah haji tidak hanya merupakan kewajiban ritual, melainkan juga ruang strategis untuk membangun kemandirian ekonomi umat dan memperkuat karakter kebangsaan.
“Kita ingin mengubah paradigma penyelenggaraan haji, dari yang semula berorientasi pada logistik semusim, menjadi sistem yang berdampak secara spiritual, sosial, dan ekonomi sepanjang tahun. Haji harus menjadi instrumen pembentuk masyarakat yang berdaya dan beradab,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dana penyelenggaraan haji yang mencapai lebih dari 20 triliun rupiah setiap tahunnya merupakan potensi luar biasa dalam memperkuat ekonomi nasional, khususnya industri halal dan sektor UMKM.
Tak heran Gus Irfan menekankan pentingnya sinergi antarsektor dan lintas lembaga, termasuk pelibatan akademisi dan pelaku usaha untuk merancang kebijakan yang inklusif dan berbasis data.
Oleh karena itu, katanya, BP Haji tengah menyiapkan regulasi dan sistem digitalisasi untuk mendukung efisiensi layanan, seperti digitalisasi manasik haji, pemanfaatan kontrak multiyears dalam pengadaan layanan utama, dan integrasi sistem data layanan jemaah secara real-time. Langkah ini menjadi bagian dari persiapan menuju operasional penuh BP Haji pada tahun 2026, sebagaimana diamanatkan dalam Perpres 154 Tahun 2024.
“Dengan pendekatan partisipatif, kolaboratif, dan berbasis ilmu pengetahuan, BP Haji ingin memastikan bahwa haji bukan hanya ibadah yang sah secara syariat, tetapi juga berdampak nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.
Presiden Prabowo Subianto, lanjutnya, ingin agar layanan haji mencerminkan martabat negara. Maka kami akan menjawabnya dengan kerja profesional, digital, dan berdampak.
Dorong Ekosistem Haji yang Tidak Sekadar Logistik Musiman
Di bawah kepemimpinan Gus Irfan, BP Haji tengah memasuki fase transisi menuju operasional penuh tahun 2026 dengan komitmen ini menjadi tonggak penting mewujudkan Tri Sukses Haji: ritual yang sah dan mabrur, ekonomi yang produktif, serta keadaban yang mencerminkan Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Ibadah haji bukan sekadar perjalanan ritual, tetapi momentum strategis membangun peradaban,” katanya
Ia menyampaikan bahwa penyelenggaraan haji bukan hanya tugas teknis, melainkan sebuah tanggung jawab kolektif untuk menciptakan dampak spiritual, sosial, dan ekonomi yang nyata.
Baca Juga
Ini Larangan-larangan dalam Ibadah Haji
“Kita tidak sedang mengurus logistik semusim. Kita sedang menggerakkan energi umat, menyambungkan spiritualitas dengan pemberdayaan,” ungkapnya.
Gus Irfan juga menyoroti pentingnya pembinaan pascahaji agar para jamaah menjadi agen keadaban dan perubahan sosial.
“Haji yang mabrur bukan hanya kembali dengan gelar, tapi kembali dengan akhlak dan visi membangun,” tegasnya.
Oleh karena itu, mendorong adanya kurikulum manasik yang holistik, digitalisasi layanan, dan pembinaan yang berkelanjutan sebelum dan sesudah pelaksanaan haji.
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung hingga 5 Mei 2025 ini menghadirkan sejumlah pakar-pakar terkemuka seperti Herry Suhardiyanto (Guru Besar IPB dan mantan Rektor IPB), Irfan Syauqi Beik (Dekan FEM IPB dan Anggota BPKH), Suryo Wiyono (Guru Besar Fakultas Pertanian IPB), Jernal Effendi (Pakar kebijakan publik), Plt. Deputi Layanan Haji Luar Negeri BP Haji.
Selama rangkaian kegiatan, peserta juga membahas strategi optimalisasi aset negara seperti Asrama Haji menjadi pusat pemberdayaan umat yang terintegrasi, serta pentingnya pendekatan inclusive development yang melibatkan kelompok rentan dan komunitas lokal sebagai bagian dari rantai nilai haji.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
3
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
4
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua