Nasional

Dilantik, PP Muslimat NU Masa Khidmah 2025-2030 Bertekad Jadi Pelopor Gerakan Sosial

NU Online  ·  Senin, 12 Mei 2025 | 13:00 WIB

Dilantik, PP Muslimat NU Masa Khidmah 2025-2030 Bertekad Jadi Pelopor Gerakan Sosial

Pelantikan pengurus PP Muslimat NU 2025-2030 di Samarinda, Kalimantan Timur. (Foto: TVNU/Junaidi)

Jakarta, NU Online

Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Said Asrori melalui Surat Keputusan PBNU Nomor 3808/PB.01/A.II.01.27/99/04/2025 telah resmi melantik Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU masa Khidmah 2025-2030.


Acara pelantikan yang dibarengi dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) itu berlangsung di Pendopo Odah Etam, Samarinda, pada Sabtu (10/5/2025).


Sebagai yang terlantik, Ketua Umum (Ketum) Dewan Pembina PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua PP Muslimat NU Arifatul Choiri Fauzi, beserta para jajaran mulanya dipanggil satu-persatu naik ke atas panggung oleh Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf (Gus Ipul).


Pada kesempatan itu, Ketum Dewan Pembina PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menginginkan agar seluruh pengurus dapat melaksanakan pengabdiannya dengan sebaik-baiknya dalam menjalankan amanah di Muslimat NU.


“Muslimat NU harus menjadi pelopor gerakan sosial yang membumi dan berdampak. Kita harus hadir di tengah masyarakat dengan solusi nyata dan pendekatan berkelanjutan. Kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif seluruh anggota adalah kunci keberhasilan kita,” katanya dalam sambutan.


Tak hanya Khofifah, Ketua PP Muslimat NU 2025–2030 Arifatul Choiri Fauzi menginginkan agar kepengurusan yang baru hadir dengan semangat perubahan yang lebih inklusif, terbuka untuk berbagai kalangan, menjunjung tinggi semangat kolaborasi, serta mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan zaman yang terus berkembang.


“Kami akan memastikan Muslimat NU tetap relevan. Perempuan Indonesia tidak hanya perlu dilindungi, tetapi juga diberdayakan agar bisa berkontribusi penuh dalam pembangunan bangsa,” ujarnya.


Senada, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Satquf melihat bahwa Muslimat NU memiliki peranannya sendiri di tengah-tengah masyarakat dan membawa dampak positif akibat usaha yang ditekuni, bukan sekadar menginduk kepada NU. 


"Muslimat lahir dan tumbuh tidak sebagai struktur tambahan dari struktur organisasi NU, tapi memang sungguh diinisiasi sebagai gerakan perempuan. Maka kita bisa saksikan dari catatan sejarah bagaimana muslimat membuat prestasi-prestasinya sendiri," katanya.


Gus Yahya melihat, perjuangan Muslimat NU memang sangat relevan dengan perjuangan NU dari masa ke masa, akan tetapi dengan cara-caranya sendiri di dalam melaksanakan peranannya di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara. 


"Maka lahirlah Muslimat NU ini sebagai perjuangan ibu-ibu untuk membangun kualitas perempuan-perempuan Nadlatul Ulama. Maka dimulai dengan pendidikan perempuan sampai kepada pengembangan peran perempuan," katanya. 


Sebelumnya, Khofifah serta Arifah telah terlipih sebagai Ketum Dewan Pembina dan Ketua PP Muslimat NU masa khidmah 2025-2030 dalam Kongres Ke-18 Muslimat NU yang dipusatkan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur Jumat (14/02/2024).


Khofifah terpilih berdasarkan hasil musyawarah tim 9 dari Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU terbanyak, yaitu Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Riau, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Sulawesi Selatan. 


Sementara Arifah terpilih berdasarkan kesepakatan seluruh peserta Kongres ke-18, setelah Khofifah juga mengajukan nama Siti Aniroh dan Ulfah Masfufah.