Kelola Bazdes, Desa Mergosari Wonosobo Bantu Pendidikan hingga Perekonomian Warga
NU Online · Selasa, 12 Agustus 2025 | 11:00 WIB
Wonosobo, NU Online Jateng
Pemerintah Desa Mergosari Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah menginisiasi pembentukan Badan Amil Zakat Desa (Bazdes). Kepala Desa Mergosari Sukoharjo Slamet Supriyono mengatakan lembaga amil zakat di desanya didirikan pada 22 Desember 2022 lalu ketika dirinya baru terpilih sebagai kepala desa.
"Ide itu berawal dari pengalaman gerakan kotak amal pada mobil operasional agen gas Elpiji. Dari 21 kotak amal yang diletakkan di mobil operasional tersebut, ternyata mampu menghimpun dana Rp 10 juta dalam satu bulan," ujarnya kepada NU Online Jateng, Senin (11/8/2025).
Mas Supri, demikian Slamet Supriyono kerap disapa, sebelum menjadi kepala Desa Mergosari memang merupakan seorang agen Gas Elpiji di Wonosobo. Dia pun saat itu menghimpun amal dari sesama pengusaha Agen Gas Elpiji untuk membantu warga kurang mampu.
"Dari situ, saya lalu tergerak untuk melakukan gerakan amal yang sama melalui Pemerintah Desa Mergosari dengan membentuk Bazdes. Alhamdulillah, masih tetap berjalan hingga saat ini," ujar Mas Supri.
Dia pun menggerakkan kader IPNU-IPPNU setempat dan Tim Penggerak PKK Desa untuk mengoperasionalkan program Bazdes. Setiap rumah diberi kaleng Bazdes Desa Mergosari untuk diisi warga saban harinya.
"Ngisi kalengnya bebas. Tidak diberi ketentuan rupiah. Mau Rp500 monggo. Mau Rp1.000 hingga Rp10 ribu silakan, yang penting tiap hari diisi untuk diambil petugas. Ada juga yang mengisi Rp50 ribu-Rp100 ribu," ujarnya.
Melalui penggalangan dana lewat Bazdes tersebut, di hari pertama petugas mendapatkan dana Rp14 juta. Sebuah pencapaian yang luar biasa karena di Desa Mergosari rata-rata warganya kelas menengah ke bawah.
"Uniknya, yang menitipkan sedekah melalui Bazdes, tidak hanya warga yang tinggal di rumah. Sebab, beberapa warga yang merantau di luar kota, luar Jawa hingga luar negeri, juga ikut transfer mengisi kaleng Bazdes," terangnya, bangga.
Bahkan, khusus kontribusi pekerja migran, per tahun bisa terkumpul Rp20 juta hingga Rp30 juta. Di Desa Mergosari tercatat ada sekitar 180 warganya yang bekerja sebagai TKI di berbagai negara di luar negeri.
Menurut Mas Supri, dalam satu kali pengambilan kaleng bisa terkumpul Rp8 juta sampai Rp10 juta. Dana tersebut dibagi 80 persen untuk Bazdes, 10 persen untuk operasional pengelola, 5 persen untuk ATK dan 5 persen untuk MWCNU Kecamatan Sukoharjo.
"Uang yang terkumpul lewat Bazdes dimanfaatkan untuk membantu warga kurang mampu. Ada yang disalurkan untuk program pembangunan RTLH, beasiswa anak sekolah dan santri, santunan anak yatim piatu, janda, dan kaum duafa lainnya," papar Mas Supri.
Selengkapnya klik di sini.
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
4
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
5
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
6
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
Terkini
Lihat Semua