KH Anwar Zahid Sampaikan Taushiyah Kepada 6000 TKI di Korsel
NU Online · Selasa, 5 Mei 2015 | 06:01 WIB
Daegu, Â NU Online
Jika akal bisa mengendalikan nafsu, manusia akan lebih hebat daripada malaikat. Tapi kalau akalnya dikalahkan sama nafsunya, justru nafsunya yang mengendalikan akalnya, maka manusia lebih rendah dari binatang.<>Â
Demikian disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Attarbiyah Islamiyah Assyafi'iyah Bojonegoro Jawa Timur KH Anwar Zahid saat menyampaikan taushiyah dihadapan sekitar 6000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korsel pada acara tabligh akbar di Daegu, Korea Selatan, Ahad (3/5).
Keterangan ini didapat dari Ketua PC GP Ansor Daegu Korea Selatan Sukaryadi, di Ansan, Korea Selatan, Senin (4/5) malam saat dihubungi NU Online dari Indonesia.
Kiai Anwar juga menjelaskan, bahwa binatang tidak punya akal, binatang tidak punya malu, hanya punya kemaluan seperti kambing yang tidak berpakaian di mana-mana tidak masalah. Tapi nakalnya ya begitu saja, kambing nakalnya merusak tanaman, kalau kucing mencuri pindang. Yakin, pinter sampeyan (anda) kalau masalah nakal-nakalan. Pernah dengar kambing jadi tersangka? Kucing ditangkap KPK?Â
“Jadi jika akal manusia sudah dikuasai nafsunya, maka jelas ia lebih rendah dari binatang," tegasnya.Pada Tabligh Akbar dalam rangka Harlah ke-3 Mushola Al-Iman Yeongcheon bertema ‘Pererat Islamiyah, Tebarkan Dakwah: Sukseskan Pembangunan Masjid Agung Daegu’, jama’ah menghimpun dana 58 juta won lebih atau sekitar Rp 650 juta yang akan digunakan untuk pembangunan masjid agung Daegu.
"Sorban  KH Anwar  Zahid juga  dilelang untuk  pembangunan  masjid, laku  sekitar  Rp 20  juta. Ada dua  sorban dilelang jadi beliau menyumbang Rp 40  juta," ujar Sukaryadi menjelaskan kegiatan lain terjadi dalam pengajian yang terselenggara atas dukungan Kedutaan Besar Republik Indonesia Korea Selatan, Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia (FKMI) Daegu dan PCINU Korsel.
Sementara itu, Ketua PCINU Korea Selatan Yusuf Muhammad menambahkan, umat Islam di Daegu berharap memiliki masjid permanen. "Itu cita-citanya. Untuk mewujudkannya membutuhkan dana sekitar 800 juta won atau sekitar Rp8,5 milyar. Karena itu, untuk mempermudah penggalangan dana, rekan-rekan di sini mengadakan kegiatan seperti pengajian akbar, nada dan dakwah, silakbar (silaturahmi akbar), dan lain sebagainya," papar Yusuf.Â
Pria kelahiran Pati, Jawa Tengah itu menambahkan, mayoritas masyarakat di Daegu memeluk agama atau keyakinan Bulgyo (Buddhisme). Namun demikian, mereka tidak mempermasalahkan keberadaan umat Islam dan rencana pembangunan masjid, asal tidak membuat gaduh atau menggangu mereka. (Gatot Arifianto/Fathoni)
Terpopuler
1
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
2
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
3
Asyura, Tragedi Karbala, dan Sentimen Umayyah terhadap Ahlul Bait
4
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
5
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
6
I'tikaf hingga Khataman Al-Qur'an, Kebiasaan Gus Baha di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua