Buya Arrazy Hasyim Minta Pakar Aswaja Bagikan Ilmu di Media Sosial
NU Online · Jumat, 11 Maret 2022 | 11:00 WIB

Buya Arrazy Hasyim saat silaturahim ke Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jombang, NU Online
Menghadapi kemajuan teknologi, Buya Arrazy Hasyim meminta pakar Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan yang mengerti ilmu agama Islam untuk melakukan dakwah di media sosial.
Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat dunia memiliki handphone dan akses ke internet. Masyarakat hari ini lebih suka belajar lewat internet seperti youtube.
"Para alim ulama, tolong jangan kosongkan akun youtobe, saya bermimpi dua atau tiga tahun lagi akan banyak pembahasan ilmiah dengan Manhaj Ahlussunnah wal Jamaah dan itu di record kemudian diposting di youtobe," jelasnya saat kunjungan ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis (10/3/22).
Buya Arrazy menjelaskan, maksudnya ialah agar ketika ada orang yang tidak sempat mengaji talaqqi ala pesantren tetap bisa menikmati istifadhah dari dai-dai pesantren.
Alasan ini pula yang membuat Buya Arrazy memberanikan diri membahas dan mengkaji kitab-kitab besar di media sosial terutama youtube.
"Orang awan akan belajar ke youtobe, jika para kiai tidak bisa memberikan pemahaman mengenai Ahlussunnah wal Jamaah maka ini sangat disayangkan," imbuhnya.
Buya Arrazy Hasyim menambahkan, setiap orang yang ikut menyimak dan belajar kepadanya lewat youtube, maka diperbolehkan mengamalkan sesuatu yang ia ijazahkan.
"Yang sudah ketemu dengan saya itu sah mengamalkan semua yang saya ijazahkan di youtube seperti salawat fatih," kata alumni Pesantren Darussunnah Ciputat ini.
Meskipun menyarankan dakwah via media sosial, tapi Buya Arrazy Hasyim mengingatkan pentingnya keberkahan ijazah dan talaqqi (perjumpaan langsung) dalam mencari ilmu.
Oleh karenanya, Buya Arrazy meminta para santri di pesantren terus semangat menghidupkan keilmiahan ilmu Islam karena bisa ketemu langsung dengan pakar agama.
Dikarenakan kekuatan Ahlussunnah wal Jamaah terletak pada ijazah dan isnad. Adapun isnad hanya bisa didapatkan melalui talaqqi dengan sang maha guru.
"Mahasantri, mulailah hidupkan keilmiahan ilmu Islam, tapi jangan lupa terhadap keberkahan ijazah serta talaqqi. Karena sebenarnya, kekuatan kita ada pada ijazah dan isnad. Isnad itu merupakan tanda mahabbah, ikatan ruh dengan ruh serta ikatan hati dengan hati," tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
Membaca Pajak Lewat Kacamata Fiqih NU
4
Ekoteologi dan Siri' na Pacce: Etika Lokal Atasi Krisis Lingkungan
5
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
6
Gempa Magnitudo 4,9 di Bekasi, Terasa di Jakarta
Terkini
Lihat Semua