Dilantik, Rektor ITSNU Pekalongan Targetkan Lulusannya Siap Bersaing di Dunia Industri
Kamis, 26 Juni 2025 | 18:30 WIB

Sesi swafoto usai acara pelantikan Rektor UNU Sumbar dan ITSNU Pekalongan di Gedung PBNU, Jakarta, pada Rabu (25/6/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Moh Mukri resmi melantik Rektor Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan Ali Imron, di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, pada Rabu (25/6/2025).
Sebelum pelantikan, Pengurus Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) H Mustadin Taggala membacakan Surat Keputusan (SK) bernomor 3952/PB.01/A.II.01.22/99/05/2025.
SK tersebut ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf.
Prof Mukri memandu Ali Imron membacakan sumpah jabatan sebagai Rektor ITSNU Pekalongan masa khidmat 2025–2029.
Usai dilantik, Ali Imron memaparkan dua pendekatan strategis yang akan dijalankan perguruan tinggi yang dipimpinnya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman, yakni peningkatan kompetensi mahasiswa dan kontribusi nyata terhadap masyarakat.
Melalui tagline Santri High Tech, Ali menjelaskan bahwa kampusnya telah menjalin kolaborasi dengan kawasan industri terpadu di Batang. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah membekali mahasiswa dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
"Jadi ada sinergitas kolaborasi antara dunia industri dengan kampus kami supaya ketika lulusan kami melakukan job hunting, melamar pekerjaan, atau ketika dibutuhkan di dunia industri itu match (sesuai) dengan kompetensi yang perusahaan butuhkan," katanya.
Ali Imron juga menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi, tidak hanya yang berskala nasional seperti PSNP (Productive Safety Net Programme), tetapi juga sertifikasi yang dikeluarkan langsung oleh industri, baik dari dalam maupun luar negeri. Menurutnya, hal ini penting agar lulusan mampu bersaing di pasar kerja global.
Dari sisi kontribusi terhadap masyarakat, ia menyebut ITSNU Pekalongan telah menghasilkan berbagai inovasi yang diakui secara nasional. Di antaranya, alat deteksi dini bencana longsor dan stunting yang dikembangkan oleh mahasiswa bersama dosen.
Tak hanya itu, kampus juga mengembangkan aplikasi berbasis Geographic Information System (GIS) untuk mendukung industri batik di Pekalongan dan sekitarnya. Aplikasi ini memungkinkan masyarakat mengetahui lokasi produsen dan pusat produksi batik dengan lebih mudah.
"Pengelolaan limbah batik. Ini juga kami jadi partner pemerintah daerah untuk melakukan sebuah riset dan kami sudah melakukan antara lain untuk skala yang kecil adalah pengelolaan (limbah) batik dengan ozon (gas ozon/O3), itu yang sudah kami lakukan," terangnya.
Sementara itu, Ketua PBNU Prof Mukri berharap agar perguruan tinggi di bawah naungan Perkumpulan NU dapat memperoleh kepercayaan masyarakat, sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas.
"Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat tentu harus sungguh-sungguh menghadapi berbagai persoalan. Saya paham betul bahwa perguruan tinggi di bawah Perkumpulan NU ini kan masih relatif usianya muda-muda, sedang tumbuh," katanya.
Ia mendorong agar para rektor di perguruan tinggi NU memiliki semangat yang lebih tinggi serta visi yang tidak biasa saja. Menurutnya, perubahan dunia yang begitu cepat perlu disikapi dengan kesiapan dan perhatian serius.
"Insyaallah kalau itu dilakukan, mungkin kemarin-kemarin orang bilang bahwa perguruan tinggi di bawah Perkumpulan NU itu nothing, nggak ada apa-apanya, tapi next.sudah mau dirasakan to be something," jelasnya.