PBNU: Subsidi Minyak untuk Rakyat Tak Boleh Hilang
NU Online · Selasa, 18 Maret 2008 | 01:15 WIB
Kenaikan harga minyak dunia telah menyebabkan beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah semakin besar. Meskipun demikian, subsidi untuk rakyat miskin tak boleh dihilangkan.
Sektor yang harus tetap mendapat subsidi adalah yang menyangkut hajat hidup rakyat, di antaranya adalah transportasi umum, industri kecil dan mikro, nelayan dan lainnya. kelangsungan hidup dan usaha mereka sangat penting.<>
"Untuk mobil pribadi maupun mobil dinas, silakan membeli sesuai dengan harga pasar internasional. Harganya bisa naik-turun sesuai mekanisme pasar," ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Andi Jamaro Dulung, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bagaimana mengatur mekanisme subsidi ini agar sampai ke tangan yang tepat? Kartu Pintar atau populer disebut Smart Card bisa menjadi solusi.
Kartu mirip ATM (Anjungan Tunai Mandiri) ini akan mengatur jumlah minyak dengan harga subsidi yang bisa dibeli masyarakat pemilik industri kecil, pengusaha transportasi dan sektor lainnya yang berhak.
Sistem ini sudah dipatenkan PBNU dan sebuah yayasan yang kemudian diadopsi pemerintah. Namun, sampai sekarang masih belum berhasil dilaksanakan.
Andi Jamaro yakin jika sistem ini diterapkan, kebocoran-kebocoran subsidi minyak yang selama ini terjadi dengan nilai trilyunan rupiah bisa dikurangi.
"Banyak yang nggak suka ide ini. Kebocoran-kebocoran yang terjadi selama ini menguntungkan mereka," tandasnya. (mkf)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua