Menag: Jangan Ada Perbuatan Aparat Yang Bikin Malu Kemenag
NU Online · Kamis, 5 Mei 2011 | 02:57 WIB
Menteri Agama Suryadharma Ali mengingatkan aparatnya agar tidak membiarkan keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan Kementerian Agama. Karena dapat berkembang menjadi isu dan sorotan negatif yang kontra produktif terhadap citra Kemenag.
"Mari menjaga jangan ada perbuatan aparatur yang bikin malu Kementerian Agama," kata Menag pada pembukaan Raker Kanwil Kemenag provinsi Jawa Barat, di Cianjur, Rabu (4/5). Dalam kesempatan ini Menag juga melaunching acara Gerakan Masyarakat Maghrib (Gemmar) Mengaji tingkat provinsi Jabar.
/>
Menag mengingatkan bahwa perkembangan situasi masyarakat dewasa ini mengharuskan seluruh aparatur Kemenag sampai tingkat paling bawah untuk lebih meningkatkan kepekaan dan melakukan langkah antisipasi terhadap permasalahan dan kondisi aktual umat dan bangsa kita.
"Jangan dibiarkan suatu permasalahan yang mulanya kecil dan kasuistik kemudian mengalami eskalasi dan meluas menjadi isu nasional disebabkan kelalaian aparatur di lapangan," katanya.
Menurut Suryadharma, kelemahan birokrasi saat ini adalah lamban dalam melayani masyarakat. "Karena birokrat kita ingin dilayani rakyat bukan melayani rakyat," ujarnya. Untuk itu, sekarang adalah bagaimana birokrasi yang panjang diperpendek, yang sulit menjadi mudah.
Menyangkut pelaksanaan anggaran tahun 2011, Menag meminta semua satuan kerja pemerintah harus menerapkan anggaran berbasis kinerja. Dalam kaitan itu, penyerapan anggaran di lingkungan Kemenag harus meningkat dari tahun sebelumnya, dan pertanggung jawabannya harus lebih baik, sehingga mencapai peredikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
"Ini kerja keras agar laporan keuangan Kemenag Wajar Tanpa Pengecualian. Jika tahun-tahun lalu laporan kita disclamer, laporan tahun 2009 Wajar Dengan Pengecualian, kini tinggal satu tingkat," kata Suryadharma.
Terkait dengan program Gemmar Mengaji, Menag menyatakan, program tersebut penting dan mendesak dilakukan mengingat belakangan ini tengah terjadi kegelisahan atas kelesuan tradisi yang positif, yaitu tradisi mengaji Al-Qur'an setelah shalat maghrib.
"Saya berpendapat bahwa salah satu sebab maraknya aliran sesat dan rusaknya akhlak generasi muda saat ini adalah karena masyarakat terutama para generasi muda mulai enggan mengaji dan menkaji Al-Qur'an di masjid," tuturnya. Di tempat yang sama Menag juga menyerahkan dana Biaya Operasional Manajemen Madrasah (BOMM) kepada 567 Madrasah Aliyah Swasta di Jawa Barat. (ful)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua