Solo, NU Online
Menyoroti berbagai konflik bernuansa agama dan etnis, yang sering melibatkan masyarakat berhadap-hadapan diantara mereka sendiri secara horizontal. Maka elemen masyarakat sipil perlu ikut bersama-sama mewujudkan kebhinekaan dalam kebersamaan.
Pernyataan itu disampaikan Ahmad Basso, anggota Komnas HAM RI, saat menjadi pembicara dalam seminar yang bertajuk Bhineka Tunggal Ika ; ditengah budaya kekerasan dan fungsi Negara, yang diselenggarakan LPH YAPHI dan Komunitas Insan Emas di Rumah Makan Taman Sari, Solo, Selasa (31/5). <>
Aktivis Lakpesdam NU itu lebih lanjut menjelaskan, kebhinekaan dalam kebersamaan itu penting untuk membentengi adanya diskriminasi, pengabaian hak-hak budaya suatu komunitas agama, etnik, adat dan kepercayaan serta marjinalisasi negara terhadap kelompok minoritas agama, etnik dan adat.
Ahmad Basso mencontohkan seperti yang dilakukan komunitas agama dan etnik di Maluku untuk menyelesaikan konflik , melibatkan kalangan perempuan, pemuka agama, dan adat serta kalangan generasi muda.
“Pela gandong, merupakan instrument adat yang diangkat oleh komunitas agama untuk meramu perbedaan dan membangun rekonsiliasi,” paparnya.
Terkait dengan isu kekerasan, oleh kelompok tertentu yang terjadi di Wilayah Solo Raya, menurut Ahmad Basso, justru mengingkari sejarah pergerakan Wong Solo yang memiliki peradaban. “Pondok Pesantren Mambaul Ulum, dan Jamsaren serta Pondok Tegal Sari pada jamannya adalah salah satu pusat peradaban Islam di Jawa.”
Kota tua yang baru berulang tahun ke 266, ditandai adanya Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran ini, selalu menjadi pelopor pergerakan, baik dibidang pendidikan, lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), bidang olah raga, PON Pertama, hingga jurnalisme, lahirnya organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Cecep Choirul Sholeh
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
5
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
6
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
Terkini
Lihat Semua