ISESCO dan Kemenag RI Gelar Lokakarya Pemberantasan Buta Huruf
NU Online · Jumat, 11 November 2011 | 11:41 WIB
Jakarta, NU Online
ISESCO (Islamic educational, scientific, and cultural organization) bekerjasama dengan Kementerian Agama RI menyelenggarakan workshop on preparing and producing literaci works atau lokakarya "mempersiapkan dan menghasilkan karya pemberantasan buta huruf" di Jakarta, 7-10 Nopember 2011.
Menurut Ketua Panitia Lokakarya Machasin, kegiatan ini dimaksudkan untuk merancang pembuatan buku tentang membaca dan berhitung. Pasalnya, sampai saat ini angka buta huruf di negara-negara Muslim masih cukup tinggi.<>
"Masih banyak orang Islam belum bisa baca atau buta huruf," kata Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini, Jum'at (11/11).
Kegiatan ini lanjut dia, diikuti peserta dari berbagai negara anggota ISESCO antara lain dari Iran, Bangladesh, Pakistan, Maldives dan tuan rumah Indonesia. "ISESCO ini semacam UNESCO, tapi anggotanya negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim," kata Machasin.
Koordinator ISESCO Ali Jafar Abadi menambahkan, berbagai masalah dibahas pada workshop ini. Khususnya, tentang bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara-negara Muslim melalui pemberantasan buta huruf dan pembelajaran berhitung.
"Kami berharap kegiatan ini menghasilkan hasil yang bermanfaat bagi umat," ucap delegasi dari Iran ini.
Ia menjelaskan, ISESCO didirikan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada Mei 1979. ISESCO adalah salah satu organisasi terbesar Islam internasional dan spesialisasi dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya. Kantor pusatnya berada di Rabat, Maroko.
Organisasi ini dimaksudkan untuk memperkuat dan mempromosikan dan mengkonsolidasikan kerjasama antara negara-negara anggota (OKI) di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan komunikasi, mengembangkan ilmu-ilmu terapan dan penggunaan teknologi canggih dalam kerangka nilai-nilai Islam dan cita-cita, mengkonsolidasikan pemahaman di antara bangsa-bangsa Muslim, dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian perdamaian dan keamanan dunia, khususnya melalui pendidikan, budaya ilmu pengetahuan, dan komunikasi.
Dipilihnya Jakarta sebagai tempat kegiatan ini, kata Ali Jafar, karena Indonesia merupakan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia. "Negara ini mempunyai pengaruh yang kuat di kawasan Asia Tenggara," imbuhnya.Â
Â
Redaktur : Syaifullah Amin
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
4
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
5
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
6
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
Terkini
Lihat Semua