Sabtu pagi (6/9) kemarin menjadi hari yang naas bagi penduduk Duwaiqah, sebuah perkampungan warga menengah ke bawah yang terletak di Timur Kairo. Pukul 10 pagi itu, ketika warga sedang beraktivitas di bulan Ramadhan ini, bongkahan batu-batu besar menimbun puluhan rumah yang kebanyakan dihuni oleh masyarakat urban dari desa. Setidaknya ada 20 orang meninggal dunia dan 40 orang terluka dalam bencana tanah longsor ini.
Sebagaimana dilansir beberapa harian Mesir, beberapa saksi mata menyatakan bahwa ada ratusan keluarga yang berkumpul dalam keadaan panik. Mereka berteriak dan menangis di sekitar reruntuhan bangunan. mereka sedih lantaran masih ada kerabat, famili, serta teman yang terpendam di antara puing-puing reruntuhan. Terlebih, teriakan sebagian korban masih terdengar oleh warga dan aparat keamanan yang ketika berita ini turun masih mengevaluasi korban.<>
Sampai sejauh ini, masih dilakukan pencarian korban yang digalakkan oleh tim SARÂ Mesir dengan bantuan anjing pelacak maupun mobil pengangkut barang dari Muqawwalun Arab Contractor. Warga setempat juga bekerja sama membantu teman dan sanak familinya yang mungkin kehilangan anggota keluarganya.
Beberapa sumber menyatakan bahwa dalam peristiwa ini, akan semakin bertambah jumlah korban dan diperkirakan masih banyak lagi korban-korban yang tertindih oleh ambrukan bangunan. Setidaknya masih terdapat puluhan rumah lagi yang masih belum bisa dilewati oleh mobil pengangkut dan truk-truk besar karena jalanan tertutup oleh longsoran bebatuan beserta reruntuhan puing-puing tembok bangunan. Namun hal ini tidak menghambat niat membantu ribuan warga sehingga pemerintah Mesir melibatkan sejumlah elemen nasional baik dari menteri pertahanan dan keamanan hingga kementrian sosial.
Penyebab longsor ini masih menjadi perdebatan di tubuh parlemen Mesir, dan kerugian peristiwa ini ditaksir mencapai ratusan ribu Pound Mesir. Sebuah sumber mengatakan bahwa kejadian tanah longsor yang berasal dari perbukitan Muqattam ini sering terjadi. Bahkan, tercatat sebuah persitiwa longsor hingga membawa bebatuan seberat 300 ton dan mengubur hidup-hidup sedikitnya 50 orang. (bbl/dtr/atj)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua