Ketua PBNU HM Rozy Munir menilai, keinginan KH Hasyim Muzadi untuk tidak mencalonkan diri sebagai ketua umum PBNU lagi untuk ketiga kalinya pada Muktamar ke-32 NU di Makassar merupakan sikap yang arif dan bijaksana.
“Keputusan Pak Hasyim Muzadi ini keputusan yang sangat arif dan patut diteladani. Meskipun Pak Hasyim mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk memenangkan lagi seandainya maju ke muktamar. Dua periode sudah cukup untuk menjadi nakhoda PBNU,” katanya kepada NU Online, di Doha, Qatar, Sabtu (25/7).<>
Dubes RI untuk Qatar ini menilai keinginan Hasyim untuk memfokuskan diri pada keluarga dan berkiprah di pesantren yang dibangunnya adalah alasan yang sukar ditawar. “Bukankah hal ini pernah dipakai alasan untuk KH Mustafa Bisri,” imbuhnya.
Keputusan Hasyim yang merasa cukup dua kali dalam memimpin NU merupakan langkah positif guna menghindari kebekuan dan kemacetan organisasi.
“Ini memberikan kesempatan pada tokoh pimpinan NU yang lain, toh pondasi telah diletakkan. Yang penting ada kesinambungan ajaran dan program yang telah disepakati bersama,” terangnya.
Meskipun nantinya tidak lagi menjabat sebagai ketua umum PBNU, Rozy Munir yakin, Hasyim masih akan mendapat tempat untuk berkiprah menyumbangkan ilmu dan pengalamannya
“Pasti banyak tempat berkiprah, ada institusi Syuriyah ada institusi Dewan Syura di partai politik yang notabene partainya orang-orang NU, ada institusi di pemerintahan dan institusi keislaman lainnya,” ujarnya.
Mengenai calon penggantinya, NU memiliki banyak tokoh nasional yang mampu memimpin ormas Islam terbesar ini, “Jawabannya pasti ada karena pertanyaan seperti itu terulang kembali waktu orang NU dihadapkan apakah ada yang bisa menggantikan Pak Idham Khalid, apa ada yang bisa menggantikan Gus Dur dan seterusnya,” terangnya.
Menurutnya, beberapa tokoh yang layak untuk memimpin NU diantaranya adalah KH Said Aqil Siraj, KH Mustafa Bisri, Dr Ali Maschan, Masdar F Mas’udi, Gus Sholah, H Ahmad Bagja, Prof Dr M Nuh dan lainnya.
“Silahkan menambah lagi dengan tokoh-tokoh muda, mumpung masih ada enam bulan untuk melakukan penyaringan. Yang penting kali ini adalah acungan jempol bagi Pak Hasyim untuk memberi kesempatan yang lain memimpin PBNU sebagai ketua umum. Mabruk Pak Hasyim,” katanya.
Tugas dan tanggung jawab pengurus NU ke depan memang berat, masih banyak yang harus dibenahi misalnya soal kaderisasi, pembagian fungsi dan tanggung jawab pengurus baik PBNU, wilayah, badan otonom dan lenbaga-lembaga di NU, pendanaan, pola hubungan dengan pemerintah, hubungan dengan partai politik dan lain sebagainya. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua