Yenny Wahid: Anugerah NU Diukur dari Konsistensi Pengabdian
NU Online · Sabtu, 19 November 2022 | 13:00 WIB

Ketua Panitia Harlah 1 Abad NU Yenny Wahid saat FGD di Hotel JS Luwansa Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat-Sabtu (18-19/11/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Panitia Hari Lahir (Harlah) 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) menjelaskan, Anugerah NU atau NU Award akan memiliki ukuran-ukuran tertentu.
Salah satu ukurannya adalah pengabdian yang dilakukan oleh seorang tokoh, baik luar maupun dalam negeri. Masih hidup atau sudah wafat, yang memiliki dampak atau pengaruh kuat di tengah kehidupan masyarakat.
Kemudian, lanjut Yenny, ukuran yang akan menjadi pertimbangan dalam memberikan anugerah NU 1 Abad ini adalah konsistensi pengabdian yang dilakukan oleh seorang tokoh.
“Paling penting yang harus kita ukur adalah dampak pengabdiannya bagi masyarakat. Itu yang menjadi ukuran pertama. Kedua pengabdian itu dilakukan secara istiqamah selama bertahun-tahun,” ungkapnya kepada NU Online, di Hotel JS Luwansa Kuningan, Jakarta, Jumat (18/11/2022).
“Karena berbeda, orang yang mengabdi sesaat dengan orang yang mengabdi selama puluhan tahun, itu pasti dampaknya berbeda,” imbuh Yenny Wahid.
Lebih lanjut, Yenny mengatakan bahwa melalui Anugerah NU, PBNU akan mengakui para tokoh yang bisa jadi selama ini bekerja dalam sepi yang selama ini membangun masyarakat. Di momen Harlah 1 Abad NU ini, PBNU akan mengakui sumbangsih mereka bagi kemanusiaan.
Anugerah bagi Tokoh Perempuan
Yenny berharap, Anugerah NU 1 Abad ini memasukkan representasi gender atau para tokoh perempuan yang juga telah memberikan peran dan jasanya bagi kehidupan masyarakat.
“Karena yang berbuat di masyarakat itu laki-laki dan perempuan sama-sama memberikan sumbangsih bagi kemajuan masyarakat. Sudah saatnya kita juga mengakui itu semua,” ucap putri kedua Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.
Ia juga berharap, Anugerah NU ini bisa menjadi pemantik bagi munculnya pelaku kemanusiaan yang lebih banyak lagi. Dengan demikian, orang-orang atau para tokoh yang selama ini bekerja dalam kesunyian dan kesendirian akan mendapatkan dukungan PBNU.
“Ini tentu menjadi sebuah reward (apresiasi) tersendiri bagi mereka ketika ketekunan dan pengabdian mereka diakui. Tentu ini bukan hanya berdampak pada individu tersebut tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat,” tandasnya.
Sebagai informasi, Tim Pelaksana Anugerah NU 1 Abad menggelar Focus Group Discussion di Hotel JS Luwansa Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat-Sabtu (18-19/11/2022). Berbagai usulan dan masukan menjadi sangat dinamis dalam diskusi ini.
Salah satu pembahasan dalam FGD ini adalah soal waktu pelaksanaan Anugerah NU ini. Terdapat berbagai pilihan, yakni dilakukan hanya pada momentum Harlah 1 Abad NU, diselenggarakan setiap tahun dan menjadi program tahunan PBNU, atau dilaksanakan empat tahun sekali (satu kali dalam setiap kepengurusan PBNU).
Selain itu, masing-masing peserta FGD juga dipersilakan mengusulkan nama-nama kandidat yang berhak mendapatkan anugerah dengan menyesuaikan pada kategori-kategori yang telah disepakati bersama.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
3
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
4
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
5
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
6
Alokasi 44 Persen Anggaran Pendidikan untuk MBG Tuai Kritik, Disebut sebagai Kesalahan Besar Pemerintah
Terkini
Lihat Semua