Standardisasi Imam dan Khatib Angkatan Ke-9, Upaya LD PBNU Tingkatkan Kualitas dan Profesionalitas Dakwah
NU Online Ā· Senin, 28 April 2025 | 09:08 WIB
Jakarta, NU Online
Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) bekerja sama dengan Badan Pengurus Masjid Istiqlal dan Lembaga Takmir Masjid PBNU kembali menyelenggarakan kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat pada Ahad (27/4/2025).
Program standardisasi ini merupakan bagian dari agenda rutin bulanan yang dijalankan oleh LD PBNU, dan kali ini memasuki penyelenggaraan angkatan Ke-9. Kegiatan ini di Aula Pusdiklat Masjid Istiqlal, Jakarta.
Sekretaris LD PBNU, KHĀ Nurul BadruttamamĀ dalam sambutannya menegaskan bahwa program ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas dakwah Islam di Indonesia.
āProgram ini menjadi bentuk komitmen LD PBNU untuk memperkuat peran imam dan khatib dalam membangun dakwah yang solutif, mendidik, dan relevan dengan tantangan zaman,ā ujarnya.
Senada dengan itu,Ā Hasan Basri Sagala,Ā Wakil Ketua LTM PBNU dalam dalam sambutannya meneyampaikan bahwa kegiatan standardisasi ini merupakan bagian dari ikhtiar membangun kualitas dakwah yang beradab dan berwibawa di tengah masyarakat.
āStandardisasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya memastikan bahwa imam dan khatib NU memiliki kapasitas keilmuan, etika, dan kepekaan sosial dalam membimbing umat,ā ujar Hasan Basri Sagala.
Dia juga menekankan pentingnya menjaga kehormatan mimbar Jumat sebagai wajah peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.
Kepala Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, KHĀ Mulawarman Hannase dalam arahannya menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari prioritas Masjid Istiqlal dalam memperkuat posisi masjid sebagai pusat pendidikan umat.
"Standardisasi ini sangat penting untuk membentuk para dai yang bukan hanya mampu berbicara, tetapi juga mampu memahami kebutuhan umat dan mempersatukan masyarakat melalui dakwahnya," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya menjaga integritas dakwah di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan media sosial, sehingga para imam dan khatib perlu dibekali dengan kecakapan intelektual, spiritual, dan sosial yang memadai.
Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi Fikih Imam dan Khatib, Retorika Dakwah, Manajemen Psikologi Imam dan Khatib, pemahaman konteks sosial budaya, serta penguatan wawasan keislaman berbasis kitab kuning. Para peserta juga mengikuti pre-test, serta sesi wawancara mendalam terkait bacaan dan hafalan Al-Qurāan.
Proses asesmen ini bertujuan memastikan bahwa peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam praktik dakwah sehari-hari. Dengan demikian, lulusan program ini diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan pendekatan dakwah yang ramah, inklusif, dan membangun.
Selain fokus pada peningkatan kapasitas individu, kegiatan ini juga menjadi ruang mempererat kolaborasi antara LD PBNU, LTM PBNU dan Masjid Istiqlal. Dr. Mulawarman berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan berkembang dalam berbagai program lainnya, untuk memperkuat jaringan dakwah yang lebih luas dan berdampak.
Tercatat lebih dari 190 peserta mengikuti kegiatan ini, menjadikannya sebagai pelaksanaan dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah program standardisasi imam dan khatib yang diinisiasi oleh LD PBNU. Para peserta berasal dari beragam latar belakang, mulai dari penyuluh agama, mahasiswa, hingga pegawai Kementerian Agama, khususnya dari Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Banten dan Kabupaten Bogor.
Ketua PBNU KHĀ Ulil Abshar AbdallaĀ dalam penutupan acaraĀ menekankan pentingnya membangun kapasitas dai dan khatib yang memiliki kedalaman ilmu (ulama) sekaligus kemampuan retorika (al-waāadh).
Ia mengingatkan bahwa mimbar Jumat harus menjadi sarana pemersatu umat, bukan malah sumber perpecahan, dengan menghindari isu-isu kontroversial dan mengedepankan akhlakul karimah.
"Jadilah ulama sekaligus penceramah yang mampu menyampaikan dakwah dengan hikmah dan kasih sayang, bukan dengan kemarahan dan permusuhan," pesannya
Pihaknya menegaskan pentingnya para khatib untuk lebih banyak mengangkat tema-tema tentang akhlak dalam khutbahnya. Akhlak adalah fondasi dasar dalam membangun masyarakat yang damai, harmonis, dan bermartabat.
"Kalau ingin menyampaikan pesan dakwah, berbicaralah tentang akhlak. Karena akhlak itulah puncak dari ajaran para nabi," tutur beliau.
Menutup sambutannya, KH. Ulil Abshar Abdalla mengajak seluruh peserta untuk terus belajar, memperdalam ilmu, memperbaiki retorika dakwah, dan menjaga misi besar Ahlussunnah wal Jamaah An-nahdliyah dengan penuh kesungguhan, serta berkontribusi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
4
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua