Rukyat dengan Teleskop Sah Jadi Dasar Penentuan Awal Bulan Hijriah
NU Online · Rabu, 28 Mei 2025 | 09:30 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan awal bulan Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu (28/5/2025) esok berdasarkan hasil rukyatul hilal yang dapat melihat citra hilal pada Selasa (27/5/2025). Hal ini juga diikhbarkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atas dasar keberhasil tim rukyatul hilal Kementerian Agama menangkap citra hilal.
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla menjelaskan bahwa tangkapan citra hilal melalui teleskop bisa menjadi dasar ketetapan awal bulan Hijriah.
"Boleh atau sah melakukan rukyah dengan alat, baik dalam keadaan cerah maupun mendung," kata Gus Ulil dalam keterangan pers ikhbar di Kantor PBNU, Jalan Kramat Rayat 164, Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Lebih lanjut, Gus Ulil menjelaskan bahwa rukyatul hilal terlaksana dengan syarat alat tersebut memperjelas objek yang dilihat ainul (wujud) hilal, bukan pantulan. Pun jika perhitungan hisab menegaskan posisi hilal masih tidak berada di bawah ufuk.
Berdasarkan hitungan hisab LF PBNU, hilal awal bulan Dzulhijjah 1446 H ini sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah di Provinsi Aceh dengan ketinggian Hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Hal ini sesuai dengan standar yang ditentukan oleh PBNU sehingga potensi hilal terlihat mungkin terjadi.
Pandangan NU dalam hal ini didasarkan pada keterangan dari Imam Bahith Al-Muthii dalam kitab Irsyadu Ahlil Millah.
"Jadi, melihat hilal dengan menggunakan teleskop itu dianggap seperti melihat hilal dengan mata secara langsung tanpa ada perbedaan," jelas Gus Ulil.
"Dengan demikian rukyatul hilal atau melihat hilal yang telah dilakukan oleh tim rukyah Kementerian Agama Republik Indonesia kami nyatakan sah karena sudah tersumpah," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, keberhasilan rukyatul hilal di Aceh terjadi melalui teleskop yang tersambung dengan kamera dan komputer.
"Dari citraan gambar disimpulkan bahwa ada hilal. Hilal berhasil terlihat," kata Gus Ulil.
Sebagai informasi, data hisab menunjukkan bahwa hilal akhir Dzulqa'dah 1446 H atau bertepatan dengan Selasa Wage, 27 Mei 2025 M adalah 1 derajat 28 menit 20 detik dengan elongasi 6 derajat 34 menit 38 detik dan lama hilal di atas ufuk 8 menit 50 detik. Sementara ijtimak (konjungsi) terjadi pada Selasa Wage 27 Mei 2025 M pukul 10:04:09 WIB.
Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ketinggian hilal di sana mencapai 0 derajat 18 menit dan elongasi hilal hakiki 5 derajat 44 menit, serta lama hilal di atas ufuk 2 menit 19 detik.
Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Sabang, Provinsi Aceh. Ketinggian hilal di sana mencapai 3 derajat 10 menit, elongasi hilal hakiki 7 derajat 02 menit, dan lama hilal di atas ufuk 15 menit 55 detik.
Data di atas menunjukkan bahwa hilal yang sudah berada di atas ufuk dan sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah hanya ada di Sabang, Aceh. Pasalnya, tinggi hilal sudah di atas 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat. Sementara bagian timur dari wilayah tersebut belum memenuhi kriteria imkan rukyah.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis data perhitungan hilal 1 Dzulhijjah 1446 H dalam Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 27 Mei 2025 M (Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1446 H).
Dalam informasi itu, dijelaskan bahwa konjungsi akan terjadi pada hari Selasa, 27 Mei 2025 M, pukul 3.2.15 UT atau Selasa, 27 Mei 2025 M, pukul 10.2.15 WIB atau Selasa, 27 Mei 2025 M, pukul 11.2.15 WITA atau Selasa, 27 Mei 2025 M, pukul 12.2.15 WIT.
Di wilayah Indonesia pada tanggal 27 Mei 2025, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.25.48 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.48.46 WIB di Sabang, Aceh. Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 27 Mei 2025 di wilayah Indonesia.
Adapun ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 27 Mei 2025, berkisar antara 0,14 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 3,24 derajat di Sabang, Aceh.
Sementara itu, besaran elongasi geosentris di Indonesia saat Matahari terbenam pada 27 Mei 2025, berkisar antara 5,8 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 7,11 derajat di Sabang, Aceh.
Data BMKG juga menunjukkan umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 27 Mei 2025, berkisar antara 5,39 jam di Merauke, Papua sampai dengan 8,78 jam di Sabang, Aceh.
Adapun lama hilal saat Matahari terbenam pada 27 Mei 2025, berkisar antara 2,02 menit di Merauke, Papua sampai dengan 18,1 menit di Sabang, Aceh.
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
Terkini
Lihat Semua