Menko PMK Kunjungi PBNU, Bahas Pembentukan Satgas AI dalam Pembelajaran Agama
NU Online · Jumat, 20 Juni 2025 | 22:30 WIB

Menko PMK Pratikno saat berdiskusi dengan Ketum PBNU Gus Yahya beserta jajaran, di Gedung PBNU, Jakarta, pada Jumat (20/6/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengunjungi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta, pada Jumat (20/6/2025).
Dalam kunjungannya, Pratikno membahas rencana pembentukan satuan tugas (satgas) kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam pembelajaran agama dan dakwah untuk menjaga nilai-nilai keislaman secara efisien serta terpersonalisasi.
“Saya baru saja sowan (kunjungan) ke pak Ketum PBNU membahas dinamika yang sekarang sedang berlangsung terkait dengan disrupsi teknologi khususnya tentang artificial intelligence,” ujar Pratikno.
“Kita bisa berdaulat agar algoritma dan juga asupan data sesuai dengan perspektif bangsa Indonesia,” lanjutnya.
Baca Juga
NU dan Tantangan Abad Kecerdasan Buatan
Ia menjelaskan bahwa Satgas AI dibentuk dengan tujuan untuk mengawal pengembangan human centered AI di Indonesia.
“Perihal tata kelola AI, perihal regulasi AI, itu dirumuskan oleh Komdigi (Kementerian Komunikasi dan Digital) tetapi pengembangan SDM (sumber daya manusia), bagaimana masyarakat harus siap memanfaatkan AI secara bijak dan cerdas itu yang kami (Kemenko PMK) kawal,” katanya.
Pratikno menyampaikan bahwa kementerian yang terlibat dalam satgas ini, antara lain Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), serta Kementerian Agama (Kemenag).
“Itu tiga pilar kementerian penting yang punya peran besar dalam pendidikan masyarakat,” ujarnya.
Ia menyebut ada tiga fokus strategi nasional dalam edukasi dan pemanfaatan AI, yaitu pertama AI for all bertujuan untuk menciptakan penggunaan yang cerdas.
“Semua orang Indonesia harus bijak dan cerdas memanfaatkan AI, harus melakukan verifikasi, melakukan kroscek, dan seterusnya, menggunakannya secara kritis,” tegasnya.
Kedua, AI for many yang bertujuan untuk menciptakan talenta-talenta yang baru.
"Kita juga harus mengembangkan inovasi untuk AI agar meningkatkan produktifitas,” ujar Pratikno.
Ketiga, AI for few bertujuan untuk mencetak engineer dan AI-preneur yang lebih unggul.
“Kita ke depan punya RnD yang kuat tentang AI,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua PBNU Ahmad Suaedy menyampaikan bahwa Gus Yahya menyambut baik ajakan Kemenko PMK untuk bergabung dalam Satgas AI tersebut.
“Gus Yahya pada dasarnya oke dan akan menindaklanjuti lebih jauh dan akan berpartisipasi di dalam satgas itu,” katanya.
Suaedy menyampaikan bahwa setelah pertemuan tersebut, PBNU akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai pembentukan Satgas AI bersama jajarannya.
“Pertama ini kan high level. Kita bukan hanya sebagai produk tapi langsung ke sumber AI-nya, yang kedua di hampir semua dimensi karena misinya adalah bagaimana supaya nilai-nilai Islam Nusantara itu masuk ke dalam AI,” ujar Suaedy.
Ia berharap bahwa dengan bergabungnya PBNU dalam Satgas AI, nilai-nilai keislaman dapat terjaga dalam konteks pembelajaran agama dan dakwah.
“Ketika orang bertanya kepada AI tentang apa saja, itu ada kandungan Islam, Islam Nusantaranya,” pungkas Suaedy.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
6
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
Terkini
Lihat Semua