Nasional

Kondisi ketika Puasa Syawal Bisa Menjadi Makruh dan Haram

NU Online  Ā·  Jumat, 4 April 2025 | 14:00 WIB

Kondisi ketika Puasa Syawal Bisa Menjadi Makruh dan Haram

Ilustrasi ibadah. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online

Puasa 6 hari di bulan Syawal merupakan ibadah sunnah yang dijanjikan banyak pahala oleh Allah SWT di antaranya setara dengan puasa satu tahun, penutup kekurangan-kekurangan puasa Ramadhan, hingga sebagai tanda diterimanya puasa Ramadhan. Puasa sunnah di bulan Syawal juga sebagai amaliyahĀ bahwa Syawal merupakan bulan peningkatan ibadah.


Namun, ada kondisi-kondisi tertentu yang dapat menyebabkan puasa sunnah Syawal dihukumi makruh dan haram. Sebagaimana penjelasan Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam tulisannya berjudul Bolehkah Niat Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Puasa Syawal? di NU Online sebagai berikut.


Mereka yang tidak berpuasa Ramadhan tanpa uzur diharamkan untuk mengamalkan puasa sunnah Syawal. Karena mereka wajib meng-qadha segera utang puasanya. Sedangkan mereka yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur tertentu, makruh mengamalkan puasa sunnah Syawal tanpa meng-qadhaĀ puasa RamadhannyaĀ terlebih dahulu.


ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ¶ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŁ‡Ł ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŲ±ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲµŁŁ…Ł’ Ų±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŲ¹ŁŲ°Ł’Ų±Ł Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų³ŁŽŁŁŽŲ±Ł Ų£ŁŽŁˆŁ’ صِبًا Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų¬ŁŁ†ŁŁˆŁ†Ł Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŁƒŁŁŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ³ŁŽŁ†Ł‘Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų³ŁŲŖŁ‘ŁŽŲ©Ł مِنْ Ų“ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§Ł„Ł . Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁˆ Ų²ŁŲ±Ł’Ų¹ŁŽŲ©ŁŽ : ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ų³ŁŽ ŁƒŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ : Ų£ŁŽŁŠŁ’ ŲØŁŽŁ„Ł’ ŁŠŁŲ­ŁŽŲµŁ‘ŁŁ„Ł Ų£ŁŽŲµŁ’Ł„ŁŽ Ų³ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŲ­ŁŽŲµŁ‘ŁŁ„Ł’ Ų§Ł„Ų«Ł‘ŁŽŁˆŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŁˆŲ±ŁŽ Ł„ŁŲŖŁŽŲ±ŁŽŲŖŁ‘ŁŲØŁŁ‡Ł فِي Ų§Ł„Ł’Ų®ŁŽŲØŁŽŲ±Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲµŁŁŠŁŽŲ§Ł…Ł Ų±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†ŁŽ . ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁŁ’Ų·ŁŽŲ±ŁŽ Ų±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲÆŁ‘ŁŁŠŁ‹Ų§ Ų­ŁŽŲ±ŁŁ…ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŲµŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŁ‡ŁŽŲ§. ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ¶ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ­ŁŽŲ§Ł…ŁŁ„ŁŁŠŁ‘Ł ŲŖŁŽŲØŁŽŲ¹Ł‹Ų§ Ł„ŁŲ“ŁŽŁŠŁ’Ų®ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŲ±Ł’Ų¬ŁŽŲ§Ł†ŁŁŠŁ‘Ł ( ŁŠŁŁƒŁ’Ų±ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ł‚ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ų”Ł Ų±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁŽŲ·ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ¹ŁŽ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł ŁƒŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł‡ŁŽŲ©Ł ŲµŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ł„ŁŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁŁ’Ų·ŁŽŲ±ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŲ¹ŁŲ°Ł’Ų±Ł


Artinya, ā€œMasalah di Tanbih dan banyak ulama menyebutkan bahwa orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur, perjalanan, masih anak-anak, masih kufur, tidak dianjurkan puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Abu Zurā€˜ah berkata, tidak begitu juga. Ia tetap dapat pahala sunah puasa Syawal meski tidak mendapatkan pahala yang dimaksud karena efeknya setelah Ramadhan sebagaimana tersebut di hadits. Tetapi jika ia sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadhan tanpa uzur, maka haram baginya puasa sunah. Masalah yang disebutkan Al-Mahamili mengikuti pandangan gurunya, Al-Jurjani. (Orang utang puasa Ramadhan makruh berpuasa sunah, kemakruhan puasa sunah bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur),ā€ (Lihat Syamsuddin Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan ketiga, 2003 M/1424 H, juz III, halaman 208).


Ustadz Alhafiz Kurniawan yang juga Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail PBNU menyarankan bahwa mereka yang memiliki utang puasa Ramadhan sebaiknya meng-qadha utang puasanya terlebih dahulu. Setelah itu mereka baru boleh mengamalkan puasa sunnah Syawal.


Ustadz Alhafiz juga menjelaskan, orang-orang yang memiliki utang puasa Ramadhan dianjurkan untuk meng-qadha segera utang puasanya. Setelah utang puasa Ramadhannya terbayar, maka ia boleh melanjutkannya dengan puasa sunnah Syawal. Penjelasan tersebut untuk menegaskan bahwa niat qadha puasa Ramadhan tidak dianjurkan untukĀ dibarengkan dengan niat puasa sunnah Syawal.


Namun, kata Alhafiz, kalau pun ia tidak melanjutkan pembayaran utang puasa wajibnya dengan puasa sunnah Syawal, ia tetap dinilai mengamalkan sunnah puasa Syawal meski tidak mendapatkan ganjaran seperti yang disebutkan di dalam sabda Rasulullah SAW,Ā sesuai penjelasan berikut.


ŁˆŁ„Łˆ ŲµŲ§Ł… في Ų“ŁˆŲ§Ł„ قضاؔ أو نذرا أو غير Ų°Ł„Łƒ ، هل تحصل له السنة أو لا ؟ لم Ų£Ų± من Ų°ŁƒŲ±Ł‡ ، ŁˆŲ§Ł„ŲøŲ§Ł‡Ų± Ų§Ł„Ų­ŲµŁˆŁ„. Ł„ŁƒŁ† لا ŁŠŲ­ŲµŁ„ له هذا Ų§Ł„Ų«ŁˆŲ§ŲØ Ų§Ł„Ł…Ų°ŁƒŁˆŲ± خصوصا من فاته رمضان ŁˆŲµŲ§Ł… عنه Ų“ŁˆŲ§Ł„Ų§ Ų› لأنه لم ŁŠŲµŲÆŁ‚ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ المعنى المتقدم ، ŁˆŁ„Ų°Ł„Łƒ قال بعضهم : يستحب له في هذه الحالة أن ŁŠŲµŁˆŁ… Ų³ŲŖŲ§ من ذي القعدة لأنه يستحب قضاؔ Ų§Ł„ŲµŁˆŁ… الراتب Ų§ هـ


Artinya, ā€œKalau seseorang meng-qadha puasa, berpuasa nadzar, atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunah puasa Syawal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat. Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadits khususnya orang luput puasa Ramadhan dan mengqadhanya di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzul qa’dah sebagai qadha puasa Syawal,ā€ (Lihat Al-Khatib As-Syarbini, Mughnil Muhtaj, Beirut, Darul Marifah, cetakan pertama, 1997 M/1418 H, juz I, halaman 654).