Kiai Said Aqil Minta Pemerintah Tingkatkan Keamanan Siber dengan Libatkan Semua Pihak
NU Online · Rabu, 3 Juli 2024 | 17:45 WIB

Kiai Said Aqil Siroj saat memberikan keterangan pers kepada wartawan usai meluncurkan Indonesia-Tiongkok Cultural and Training Center di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (2/7/2024). (Foto: dok panitia)
Mufidah Adzkia
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siroj merespons kasus peretasan Pusat Data Nasional yang terjadi pada Kamis, 20 Juni 2024.
Hal tersebut diungkapkan Kiai Said saat berpidato dalam acara peluncuran Indonesia-Tiongkok Cultural and Training Center di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (2/7/2024).
Kiai Said menegaskan bahwa sudah selayaknya Indonesia bisa memperkuat kedaulatan dan keamanan siber. Ia menyoroti fenomena "tsunami" digital dan derasnya arus informasi yang tidak mudah dibendung, serta konflik global yang tengah menggejala.
“Keamanan siber harus ditingkatkan agar tidak mudah dan tidak terlalu sering kebobolan. Pertahanan siber harus melibatkan seluruh (pihak) stakeholder bangsa, jangan hanya dimonopoli pihak tertentu, atau hanya di pihak ketiga saja,” terangnya.
Kiai Said menekankan bahwa kedaulatan negara harus menjadi tanggung jawab bersama. Ia juga meyakini bahwa rakyat yang memiliki keahlian dalam siber lebih banyak jumlahnya dari birokrat yang ada.
“Kesiapsiagaan nasional dalam menjaga kedaulatan harus dipikul bersama. Kami yakin rakyat yang jago siber jauh lebih banyak jumlahnya daripada birokrat bahkan yang muda-muda,” tegas Ketua Umum PBNU 2010-2021 itu.
Kiai Said menekankan, apabila kekuatan ini dioptimalkan dan tidak hanya berorientasi proyek, maka akan memudahkan bangsa ini memiliki kekuatan siber yang andal.
Kiai Said juga mencurahkan kekhawatirannya mengenai data pribadi warga Indonesia seperti nama, alamat, KTP, dan nomor rekening yang bisa diketahui semua orang. Bahkan, kejahatan siber pun mengincar Badan Intelijen Negara.
“Rahasia BIN bisa diketahui, apa yang sudah dilaksanakan, apa yang akan dilaksanakan, apa yang akan direncanakan, bahaya sekali itu, bisa kebobolan, main-main nggak serius,” tegasnya.
Diketahui, peretasan data PDN mengakibatkan 210 instansi pemerintah pusat dan daerah terganggu sehingga harus dilakukan migrasi data.
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
3
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
4
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
5
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
6
Alokasi 44 Persen Anggaran Pendidikan untuk MBG Tuai Kritik, Disebut sebagai Kesalahan Besar Pemerintah
Terkini
Lihat Semua