Nasional

Ketum PBNU: Syuriyah Pimpinan Tertinggi, Tanfidziyah Pelaksana Kebijakan

NU Online  ·  Kamis, 26 Juni 2025 | 21:00 WIB

Ketum PBNU: Syuriyah Pimpinan Tertinggi, Tanfidziyah Pelaksana Kebijakan

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan kembali prinsip dasar dalam struktur organisasi Nahdlatul Ulama, yakni kedudukan Syuriyah sebagai pengambil keputusan tertinggi dan Tanfidziyah sebagai pelaksana kebijakan.


“Dalam struktur organisasi NU, Syuriyah adalah pimpinan tertinggi. Tanfidziyah melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Syuriyah. Ini prinsip dasar dari muassis NU,” tegasnya dalam Rapat Koordinasi dan Silaturahmi Nasional PBNU yang digelar secara daring, bertepatan dengan Peringatan Tahun Baru Islam 1447 H, Kamis (26/6/2025) malam.


Gus Yahya menekankan bahwa jika terdapat permasalahan di berbagai tingkatan kepengurusan NU yang tidak terselesaikan, maka Syuriyah memiliki otoritas akhir untuk memutuskannya.


“Ini sistem yang sudah dirancang oleh para muassis. Jangan asal-asalan. Kita harus disiplin. Syuriyah itu otoritas tertinggi. Tanfidziyah harus mengeksekusi kebijakan yang ditetapkan,” ujarnya.

 


Dalam forum tersebut, Gus Yahya juga menyampaikan rencana konsolidasi organisasi melalui program road show atau turba (turun ke bawah) ke seluruh Pengurus Wilayah NU (PWNU) mulai Juli 2025.


Pertemuan-pertemuan tersebut akan digelar secara langsung dan dihadiri oleh Rais ‘Aam, Ketua Umum, serta jajaran pengurus wilayah dan cabang. Tujuannya adalah memperkuat pemahaman bersama sekaligus menyelaraskan langkah-langkah strategis organisasi.


Gus Yahya juga melaporkan perkembangan program kaderisasi yang terus berjalan secara masif. Salah satunya adalah Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak NU (PD-PKPNU) yang hingga saat ini telah menjangkau lebih dari 1.000 angkatan dan mencetak lebih dari 100.000 kader.


Selain itu, PBNU melanjutkan program kaderisasi tingkat menengah dan lanjutan, yakni Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) dan Akademi Kepemimpinan Nasional NU (AKNNU). Program AKNNU telah dimulai sejak 21 Juni 2025 dengan format pelatihan intensif akhir pekan (Sabtu-Minggu) selama lima bulan.


“Tahun depan, kita akan laksanakan AKNNU dalam model pelatihan yang lebih padat agar efisien. Target kita, tiga hingga lima angkatan per tahun dapat dilaksanakan di setiap zona wilayah,” jelasnya di hadapan seluruh Ketua PWNU dan PCNU se-Indonesia.


Menutup arahannya, Gus Yahya mengajak seluruh jajaran NU untuk menjaga kekompakan dan menguatkan spiritualitas dalam menjalankan amanah sebagai bagian dari organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.


“Kita mohon pertolongan Allah. Tugas kita besar, tantangan kita banyak. Tapi insya Allah, dengan niat tulus dan kebersamaan, NU akan terus menjadi penopang utama umat dan bangsa,” pungkasnya.