Nasional

Ketua Umum Fatayat NU Ajak Kader Papua Barat Jadi Motor Perubahan Sosial

NU Online  ·  Ahad, 18 Mei 2025 | 07:00 WIB

Ketua Umum Fatayat NU Ajak Kader Papua Barat Jadi Motor Perubahan Sosial

Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama Margaret Aliyatul Maimunah dalam pelantikan Pengurus Cabang Fatayat NU Manokwari dan pembukaan Latihan Kader Lanjutan (LKL) PW Fatayat NU Papua Barat, Jumat (16/5/2025). (Foto: istimewa)

Manokwari, NU Online

Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama Margaret Aliyatul Maimunah mengajak kader Fatayat NU Papua Barat untuk tampil sebagai motor perubahan sosial di Tanah Papua. Seruan ini disampaikan dalam pelantikan Pengurus Cabang Fatayat NU Manokwari dan pembukaan Latihan Kader Lanjutan (LKL) PW Fatayat NU Papua Barat, Jumat (16/5/2025).


Acara yang berlangsung di Manokwari ini dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pimpinan organisasi perempuan dari berbagai daerah di Papua Barat. Suasana khidmat dan penuh semangat mewarnai seluruh rangkaian kegiatan.


Dalam sambutannya, Margaret menegaskan bahwa pelantikan bukanlah puncak pencapaian, melainkan titik awal dari amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan ketulusan.


"Fatayat dan LKL merupakan dua pilar strategis dalam menguatkan kontribusi perempuan muda NU terhadap masyarakat. Dari sinilah kita dorong gerakan sosial yang konkret, membumi, dan menyentuh persoalan nyata umat," ujarnya.


Ia menekankan pentingnya kehadiran kader Fatayat di tengah masyarakat, tidak hanya sebagai penggerak kegiatan internal organisasi, tetapi juga sebagai aktor perubahan yang aktif dalam bidang advokasi, pendidikan, ekonomi, lingkungan, dan literasi digital.


Menurutnya, kerja-kerja sosial yang berdampak sering kali lahir dari inisiatif sederhana namun konsisten dan kolaboratif. “Perubahan besar tidak selalu berasal dari panggung megah. Ia tumbuh dari kerja kecil yang terus-menerus, dilakukan dengan cinta dan keikhlasan,” tegas Margaret.


Ia juga mengingatkan para pengurus yang baru dilantik untuk menjaga soliditas tim, menjunjung tinggi integritas pribadi dan organisasi, serta membangun kepercayaan publik secara berkelanjutan.


“Organisasi yang dipercaya adalah yang dijalankan dengan nilai-nilai etika, keterbukaan, dan akuntabilitas. Itulah modal utama Fatayat NU untuk terus melangkah maju,” jelasnya.


Margaret mengajak seluruh kader Fatayat NU Papua Barat untuk menampilkan wajah NU yang ramah, progresif, dan solutif. Ia menilai peran perempuan muda NU sangat strategis dalam membentuk budaya baru yang inklusif, berdaya, dan berwawasan kebangsaan.


"Mari bergerak bersama, menyinari Papua Barat dengan cahaya keilmuan, kepedulian, dan keteladanan. Jadikan Fatayat sebagai rumah perjuangan yang hidup dan relevan,” tuturnya.


Sementara itu, Ketua PW Fatayat NU Papua Barat Miftahul Jannah menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ketua Umum dan menegaskan bahwa kaderisasi melalui LKL akan difokuskan untuk mencetak perempuan tangguh, cerdas, dan peka terhadap masalah sosial.


“Fatayat harus menjadi organisasi yang terlibat langsung dalam kehidupan masyarakat. LKL bukan sekadar pelatihan, tapi juga ruang penggemblengan karakter dan kepemimpinan,” katanya.


Miftahul menambahkan, pengurus baru Fatayat NU Manokwari akan menjalankan program kerja yang fokus pada pemberdayaan ekonomi keluarga, penguatan literasi perempuan, dan edukasi lingkungan hidup berbasis komunitas.


Ia juga menyampaikan bahwa penguatan jejaring dengan organisasi lokal menjadi prioritas dalam memperluas dampak gerakan sosial Fatayat di Papua Barat.


Rangkaian acara pelantikan dan LKL ini juga diisi dengan dialog kebangsaan dan diskusi tematik yang melibatkan sejumlah tokoh lokal, aktivis perempuan, dan akademisi.


Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Fatayat NU dalam menguatkan basis gerakan perempuan muda NU di kawasan timur Indonesia, sekaligus mempertegas peran strategis kader perempuan dalam pembangunan sosial yang inklusif dan berkeadilan.


Dengan pelantikan ini, Fatayat NU Papua Barat diharapkan mampu memperluas jejaring dan meningkatkan daya tawarnya dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada perempuan, anak, dan kelompok rentan.