Nasional

Inti Haji adalah Wukuf, Inilah Doa Nabi Muhammad saat Puncak Haji

NU Online  ·  Selasa, 3 Juni 2025 | 13:00 WIB

Inti Haji adalah Wukuf, Inilah Doa Nabi Muhammad saat Puncak Haji

Jamaah haji sedang berwukuf di Arafah (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online
Wukuf merupakan bagian utama dari ibadah haji. Jika rukun ini ditinggalkan maka status hajinya tidak sah dan harus mengulangi pada tahun selanjutnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan Muhammad Fuad 'Abdul Baqi' dalam Sunan Ibnu Majah.


"Sehingga siapa pun yang melaksanakan ibadah haji dan memenuhi rukun berupa wukuf di ‘Arafah, kemungkinan besar ibadah hajinya aman dari kegagalan," tulis Ustadz Amien Nurhakim dalam artikel dikutip pada Selasa (3/6/2025).


Pandangan tersebut merujuk kepada Nabi Muhammad yang menyebutkan bahwa haji adalah Arafah saat menjawab pertanyaan para sahabatnya yang bertanya tentang haji. Jawaban singkat dan sarat makna ini, menurut At Thahawi dalam Syarhu Ma'anil Atsar, adalah anugerah Allah kepada Nabi Muhammad. 


"Ketika orang-orang bertanya tentang rangkaian ibadah dalam haji yang wajib, Nabi SAW pasti akan menyebutkan ‘Arafah, tawaf, Muzdalifah, dan rangkaian lainnya yang wajib dilakukan dalam haji," tulis ustadz Amien menukil At-Thahawi, dan diperkuat Al-Munawi dalam Faydhul Qodir.


Kendati demikian, wukuf bukan satu-satunya rukun dalam ibadah haji. Oleh karenanya, jamaah haji harus tetap memperhatikan rukun yang lain demi kesempurnaannya.


Kemudian dijelaskan, pada hari Arafah Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak doa, baik untuk jamaah haji maupun yang belum berkesempatan haji. Dikatakan, dalam waktu tersebut Allah mengampuni seluruh umat manusia yang beriman. Pada saat yang sama, hari Arafah digambarkan sebagai hari pembebasan dari neraka.


Hal ini digambarkan Imam Abdullah El-Rashied dalam tulisan Kemuliaan Hari Arafah. Abdullah juga menyampaikan dua doa yang kerap dipanjatkan Nabi Muhammad saat hari Arafah.


Adapun doa yang paling utama (afdhal) dianjurkan Nabi bagi jamaah haji ialah berikut:


لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai'in qodiir 


"Tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu baginya. Kerajaan dan pujian hanyalah miliknya. Maha menghidupkan dan mewafatkan. Dan Dia berkuasa atas segalanya).


Sementara doa yang dianjurkan Nabi SAW saat hari Arafah adalah; 


اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِيْ نَقُوْلُ, وَخَيْراً مِمَّا نَقُوْلُ, اَللَّهُمَّ لَكَ صَلَاتِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ, وَإِلَيْكَ مَآبِيْ وَلَكَ رَبِّيْ تُرَاثِيْ, اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَّاتِ الْأَمْرِ, اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَهِبُّ بِهِ الرِّيْحُ


Artinya: "Ya Allah segala puji hanyalah milik-Mu sebagaimana kami ucapkan dan bahkan lebih baik dari pada apa yang kami ucapkan. Ya Allah, hanyalah untuk-Mu Shalat, hidup dan matiku. Hanyalah kepada-Mu tempat kembaliku. Hanyalah milik-Mu segala peninggalanku. Ya Allah, sungguh aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur, gangguan dalam hati dan terpecahnya segala urusan. Ya Allah, sungguh aku berlindung pada-Mu dari keburukan yang tertiup bersama angin".


Menurut KH  Ahmad Chodri Romli dalam Ensiklopedia Haji dan Umroh, wukuf berasal dari kata waqafa-yaqfu-waqfan/wuqufan yang berarti diam, berhenti atau berdiri. Dalam konteks haji, wukuf dimaknai sebagai hadir dan berada di bagian mana pun dari Padang Arafah, baik seseorang itu dalam keadaan tidur atau bangun, naik kendaraan atau duduk, berbaring atau berjalan.

 

Pada tahun ini akan mulai dilaksanakan pada waktu dzuhur tanggal 5 Juni hingga menjelang subuh tanggal 6 Juni (hari nahr).