Desember, Kala Bulan Gus Dur Tiba
NU Online · Selasa, 1 Desember 2020 | 15:15 WIB
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Desember tiba. Di pengujung tahun ini, semua umat manusia di Indonesia memiliki kenangan yang paling dirindukan sepanjang hidup. Hal tersebut adalah karena di bulan Desember, ulama besar yang sekaligus bapak bangsa Indonesia wafat. Dialah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang wafat pada 31 Desember 2009 silam.
“Di bulan ini ada satu peristiwa yang selalu diingat oleh jutaan manusia yaitu wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sejak saat itu banyak yang kangen Gus Dur lalu membangun jejaring bersama (yakni) Jaringan Gusdurian,” demikian keterangan foto yang diunggah akun instagram @jaringangusdurian, pada Selasa (1/12) sore.
Akun tersebut mengunggah foto karya Trisnadi Marjan yang menampilkan peti jenazah Gus Dur yang berbalut bendera merah putih, sedang menjadi objek rebutan bagi jutaan manusia ketika itu. Mereka seperti ingin mengalap berkah untuk terakhir kalinya sebelum Gus Dur ditempatkan di liang lahat, tempat peristirahatan terakhirnya.
“Kami menyebut Desember sebagai Bulan Gus Dur,” demikian lanjutan keterangan foto dari postingan yang sudah disukai oleh lebih dari empat ribu akun itu.
Lebih lanjut, keterangan foto itu menjelaskan bahwa Jaringan Gusdurian diinisiasi oleh para sahabat, murid, dan pengagum Gus Dur sebagai arena sinergi dan berkumpul. Selain itu, Jaringan Gusdurian bergerak di berbagai ruang sosial non-politik praktis.
“Siapa saja bisa bergabung. Caranya? Tinggal bergabung. Ndak perlu repot isi formulir,” tulisnya.
Selanjutnya dikatakan bahwa Alissa Wahid didaulat sebagai koordinator. Membersamai masyarakat sipil akar rumput untuk mewujudkan cita-cita kemandirian bangsa yang diperjuangkan Gus Dur sepanjang hidupnya.
Keterangan foto itu juga menyebut bahwa saat ini ada lebih dari 130 komunitas di daerah yang bergabung di Jaringan Gusdurian. Ada yang di Indonesia, tetapi ada pula di luar negeri. Semua mendorong agar nilai, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur diketahui oleh publik luas.
Selain itu, Jaringan Gusdurian juga mendorong kehidupan yang demokratis, multikultural, beragama secara moderat, dan negara yang melayani masyarakat. Negara yang dijalankan sesuai konstitusi dan melindungi segenap bangsa tanpa pandang dari kelompok yang mana.
“Bagi Gus Dur, keadilan adalah kunci dalam membangun perdamaian. (Karena) perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi. Begitu kutipan dari Gus Dur yang sangat masyhur,” tulis akun yang sudah diikuti oleh 94,4 ribu pengikut ini.
Terakhir, keterangan foto dalam postingan akun ini mengajak masyarakat untuk berdoa untuk Gus Dur sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. “Lahu Al-Fatihah…”
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua