Akademisi Paparkan Peluang Indonesia di Timur Tengah yang Kini Terbuka
NU Online · Jumat, 23 Mei 2025 | 20:00 WIB

Akademisi Hubungan Internasional SKSG Universitas Islam Indonesia (UII) Muhamad Syaroni Rofi'i di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, pada Jumat (23/5/2025) (Foto: Suwitno/NU Online)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Akademisi Hubungan Internasional SKSG Universitas Islam Indonesia (UII) Muhamad Syaroni Rofi'i memaparkan beberapa peluang Indonesia untuk memanfaatkan kondisi negara-negara di Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar yang saat ini mulai terbuka, modern, dan seimbang.
"Melihat dinamika berkembang di Timur Tengah, Indonesia tentu harus mengambil peran bahwa ada transformasi di Timur Tengah," katanya saat diskusi Amerika dan Dunia Arab Pasca Kunjungan Presiden Donald Trump di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, pada Jumat (23/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa potensi yang dapat dimanfaatkan bermula dari negara-negara Timur Tengah yang mulai lepas dari belenggu pendapatan negaranya melalui minyak dan beralih ke sektor jasa.
"Maka dari itu kita dari Indonesia saya kira bisa melihat peluang itu untuk terbukanya lapangan pekerjaan bagi warga kita karena akan banyak sekali lapangan pekerjaan dari sektor jasa di masa depan," katanya.
Saat ini, lanjutnya, seperti Arab Saudi memiliki target untuk menjadi pusat pariwisata global melalui Visi 2030, yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada minyak dan meningkatkan pendapatan pariwisata.
"Jadi Timur Tengah sudah membuka diri, tinggal bagaimana Indonesia bisa memainkan peran dan bisa merangsek ke Timur Tengah," tambahnya.
Arab Saudi, lanjutnya, telah meluncurkan berbagai proyek pariwisata, termasuk mega proyek di Laut Merah dan kota pintar NEOM, untuk menarik lebih banyak wisatawan sebagai bagian dari proyek kota futuristik NEOM.
"Di Qatar juga sama sektor jasa terus meningkat, dan di Uni Emirat Arab juga sama," lanjutnya.
Tak hanya Indonesia, Syaroni juga menyarankan agar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga harus ikut memanfaatkan peluang tersebut melalui hal-hal yang bersifat wasathiyyah.
"Maka PBNU saya kira perlu melihat ini sebagai peluang," jelasnya.
Diketahui, forum diskusi tersebut bakal dilakukan setiap Jumat. Selain Syaroni, diskusi tersebut juga dihadiri oleh ni dihadiri oleh Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla, Ishfah Abidal Aziz (Gus Alex), dan Ahmad Suaedi beserta Direktur Eksekutif Institute for Humanitarian Islam (IFHI) Yaqut Cholil Qoumas.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua