6 Peristiwa Penting di Bulan Safar: Pernikahan Pertama Nabi hingga Perang Pertama Islam
NU Online · Ahad, 27 Juli 2025 | 15:00 WIB
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Bulan kedua dalam penanggalan Hijriah disebut Safar. Kata Safar berasal dari bahasa Arab yang bermakna kosong atau perjalanan. Ibnu Mandzur dalam Lisânul ‘Arab juz 4, halaman 460 menjelaskan alasan dinamakan Safar karena saat itu Makkah sedang kosong karena masyarakat bepergian.
Menurut Ustadz Amien Nurhakim dalam artikel berjudul Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Safar setiap bulan Qamariyyah memiliki peristiwa penting yang terjadi di dalamnya, termasuk bulan Safar.
Rasulullah melakukan sejumlah aktivitas penting di bulan ini guna menggugurkan anggapan negatif orang-orang pada masa Jahiliah. Dalam Mandzumah Syarh al-Atsar fî mâ Warada ‘an Syahri Safar, setidaknya disebutkan enam peristiwa yang terjadi di bulan ini.
1. Pernikahan Rasulullah dengan Khadijah
Pernikahan pertama Rasulullah pada umur 25 tahun dengan Sayyidah Khadijah dilaksanakan pada di hari-hari bulan Safar. Pernikahan ini berlangsung tanpa poligami. Dari pernikahan ini, lahir Fatimah yang kemudian menjaga garis keturunan Nabi Muhammad.
Baca Juga
Amalan Bulan Safar yang Pahalanya Besar
Pernikahan Nabi Muhammad dengan Sayyidah Khadijah al-Kubra berlangsung sebelum datang wahyu dari Allah (sebelum masa kenabian).
2. Pernikahan Fatimah dan Ali
Rasulullah menikahkan Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib pada bulan Safar. Pasangan ini menurunkan dzuriyah Rasulullah hingga saat ini. Fatimah menikah di usia 15 tahun dan 5 bulan. Pernikahan mereka berlangsung sederhana, mencerminkan nilai tinggi yang mereka tempatkan pada kerendahan hati.
Baca Juga
Di Balik Penamaan Bulan Safar
Rasulullah menikahkan az-Zahra (Sayyidah Fatimah) di bulan Safar dengan senang. Karena Fatimah satu-satunya keturunan Rasulullah tumbuh dewasa lalu melahirkan dua cucu bernama Hasan dan Husein.
3. Hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah
Hijrahnya Rasulullah pada akhir bulan Safar di goa al-Hajar sebagaimana para ulama sebutkan dalam berbagai kitab. Ada juga yang mengatakan Rabiul awal.
4. Mengirim utusan ke Rum
Rasulullah mengutus Usamah bin Zaid kepada pimpinan prajurit Rum tahun 11 Hijriah, itu terjadi beberapa hari pra-wafatnya Rasulullah. Keberhasilan pasukan utusan didapat setelah Rasulullah wafat. Peristiwa ini tidak disebutkan Habib Abu Bakar al-‘Adni dalam Kitab Mandzumah Syarh al-Atsar fî mâ Warada ‘an Syahri Safar.
5. Perang pertama dalam Islam
Perang pertama dalam Islam yaitu perang Abwa. Perang ini terjadi karena gangguan terus-menerus dari kafir Quraisy. Perang ini merupakan langkah awal sebagai upaya Nabi Muhammad dalam melindungi kaum muslimin. Perang ini tidak menghasilkan peperangan besar karena seperti patroli atau ekspedisi militer.
6. Penaklukan Khaibar
Peristiwa penaklukan Khaibar terjadi pada tahun ke-7 Hijriah di bulan Safar. Dalam artikel berjudul Kemenangan Umat Islam di Khaibar pada Bulan Safar, Ustadz Ahmad Rifaldi menjelaskan bahwa Perang Khaibar berlangsung di awal tahun 7 Hijriah, yakni pada pertengahan bulan Muharram dan kemenangan diraih pada bulan Safar.
Peperangan ini terjadi setelah terjalin Perjanjian Hudaibiyah antara Nabi Muhammad Saw dan kaum kafir Makkah. Peperangan ini dilatarbelakangi akibat terusirnya orang-orang Yahudi Bani an-Nadhir yang diusir oleh Nabi Muhammad saw dari perkampungan mereka di Madinah sebagai hukuman atas aneka pengkhianatan yang mereka lakukan.
Banyak tokoh menonjol Bani an-Nadhir yang bermukim di Khaibar melakukan beberapa kegiatan yang menghasut dan memperburuk citra Nabi Muhammad.
Rasulullah berangkat ke Khaibar dengan jumlah antara 1.400-1.600 balatentara. Pasukan tersebut adalah orang-orang yang ikut Rasulullah untuk melaksanakan umrah, meski terhadang oleh kaum kafir Makkah sehingga terbentuk Perjanjian Hudaibiyah.
Dampak dari kemenangan ini, kaum Muslimin yang sebelumnya batal umrah karena dihadang penduduk kafir Makkah dalam peristiwa Hudaibiyah, akhirnya merasakan janji Allah pada QS al-Fath ayat 20. Mereka meraih banyak harta rampasan, baik makanan maupun persenjataan, dari penaklukan Khaibar. Peristiwa ini tidak disebutkan Habib Abu Bakar al-‘Adni dalam kitab Mandzumah Syarh al-Atsar fî mâ Warada ‘an Syahri Safar.
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua