Sekura, Pesta Topeng Saat Lebaran di Lampung Barat
NU Online · Jumat, 6 Mei 2022 | 21:00 WIB
Sudah menjadi tradisi di masyarakat Lampung Barat, nuansa lebaran Idul Fitri dimeriahkan dengan Pesta Sekura atau sering disebut Sekuraan. Tradisi turun temurun yang sempat ditiadakan selama dua tahun kemarin karena pandemi Covid-19, pada Idul Fitri kali ini diadakan kembali.
Kegembiraan pun menyeruak di kalangan masyarakat Lampung Barat, karena bisa merayakan Idul Fitri seperti biasanya. Pesta Sekura selalu dilaksanakan di pusat-pusat desa, rumah-rumah adat atau tempat keramaian.
Sekura adalah orang-orang yang mengenakan topeng yang disertai dengan atribut yang mendukung. Ada dua macam sekura, yaitu sekura betik (baik/bagus) dan sekura kamak (kotor).
Sekura betik mengenakan topeng dan kostum yang bersih dan elegan. Menggunakan kacamata gelap dan penutup kepala. Biasanya dikombinasikan dengan pakaian khas adat Lampung.
Sedangkan sekura kamak, mengenakan topeng dengan yang disertai dengan atribut bahan kayu, potongan karung, dan aneka tumbuh-tumbuhan yang disematkan ke seluruh tubuh. Penampilan dan tingkah polah mereka dibuat sangat unik dan lucu.
Sekuraan yang melibatkan ribuan masyarakat itu adalah bentuk kegembiraan masyarakat Lampung Barat dalam merayakan Idul Fitri dengan saling bersilturahim dan mengenakan atribut yang unik tersebut. Tentu saja dimaksudkan untuk menghibur.
Pesta itu dimeriahkan juga dengan penampilan berbagai jenis kesenian khas Lampung, seperti pencak silat, menari, berpantun, hingga panjat pinang.
Lebaran Idul Fitri 1443 H tahun ini, ada 16 pekon (desa) yang menggelar Pesta Sekura. Pada 1 Syawal sekura digelar di Pekon Sebarus Kecamatan Balik Bukit dan Pekon Muara Jaya II Kecamatan Kebun Tebu. Pada 2 Syawal, sekura digelar di Pekon Kenali Kecamatan Belalau, Pekon Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit, Pekon Sukabumi Kecamatan Batubrak, Pekon Padang Dalom Kecamatan Balikbukit, dan Pekon Muara Jaya II Kecamatan Kebuntebu.
Kemudian 3 Syawal sekura diadakan di Kutabesi Kecamatan Batubrak, Pekon Hujung Kecamatan Belalau,dan Pekon Sukarami Kecamatan Balik Bukit. Pada 4 Syawal sekuraan dilaksanakan di Pekon kegeringan Kecamatan Batubrak dan Pekon Sebarus Kecamatan Balik Bukit.
Lalu 5 Syawal sekuraan dilaksanakan di Pekon Balak Kecamatan Baturak, Pekon Bakhu Kecamatan Batuketulis dan Pekon Negeriratu Kecamatan Batubrak. Terakhir 6 Syawal, sekura diadakan di Pekon Canggu Kecamatan Batubrak.
“Sekura kali ini terasa sangat berbeda, seperti luapan kegembiraan setelah dua tahun tidak diadakan karena pandemi Covid-19. Seluruh kalangan masyarakat tua muda hingga anak-anak ikut menyaksikan pesta sekura hingga jalan raya menjadi macet sejak pagi,” kata Hardiawan, salah satu sekura kamak kepada NU Online Lampung, Kamis (05/5/2022).
Tokoh masyarakat Lampung Barat, Zulkarnain Zubairi mengatakan, seni sekura itu sudah ada sejak awal masuknya agama Islam. “Tidak jelas dimulai tahun berapa, tapi Islam menyebar di Lampung Barat sekitar abad ke-13. Sehingga diperkirakan sekuraan ini sudah ada sejak abad ke-13,” katanya.
Yang jelas, selain sebagai rasa syukur selesai melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh dan merayakan Idul Fitri, pesta topeng ini juga adalah melestarikan budaya leluhur, yang sudah turun temurun. Tentu saja sebagai hiburan bagi masyarakat dari perantauan yang tengah mudik lebaran di kampung halaman.
Penulis: Ila Fadilasari
Editoe: Udo Karzi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua