Internasional

21 Aktivis dari di Kapal Handala Diculik Israel, Berikut Daftar Nama dan Asal Negaranya

NU Online  ·  Ahad, 27 Juli 2025 | 19:00 WIB

21 Aktivis dari di Kapal Handala Diculik Israel, Berikut Daftar Nama dan Asal Negaranya

Awak kapal Handala tengah ditahan Pasukan Israel. (Foto: FFC)

Jakarta, NU Online

Koalisi Armada Kebebasan (The Freedom Flotilla Coalition) memberikan tanda darurat internasional bahwa 21 awak kapal Handala telah diculik oleh militer Israel saat mengirim bantuan kemanusiaan menuju Gaza.


"SOS! Awak kapal di Handala telah diculik oleh pasukan pendudukan Israel," tulisnya dalam akun X FFC, dikutip NU Online pada Ahad (27/7/2025).


Akun X milik FFC tersebut melampirkan beberapa video awak kapal dari 12 negara yang berada di dalam kapal, lalu mengetag akun Kementerian Luar Negeri masing-masing negara guna untuk meminta pertolongan.


Jacob Berger, misalnya, warga negara dari Amerika Serikat menyampaikan permohonannya agar pemerintahnya dapat membebaskannya dari penculikan Israel.


"Jika Anda melihat video ini, kami telah dicegat di laut dan saya telah diculik oleh pasukan pendudukan Israel atau pasukan negara yang terlibat dalam Genosida Palestina oleh Israel. Saya memohon kepada semua rekan, teman, dan keluarga saya untuk menekan Pemerintah AS agar menuntut pembebasan saya sesegera mungkin."


Sebelumnya, pada Jumat malam (25/7/2025) dalam perjalannya tersebut, salah seorang awak kapal asal Amerika, Huwaida Arraf, mengumumkan bahwa mereka akan melakukan mogok makan jika kapal mereka dicegat oleh pasukan Israel.


"Ini hari keenam. Kemarin, secara kolektif, para kru mengumumkan bahwa jika militer Israel menyerang kapal kami dan mencegah kami mencapai Gaza, kami akan segera melakukan mogok makan," ujar seorang aktivis dan pengacara Amerika tersebut dalam rekaman suara yang diposting oleh akun X milik Freedom Flotilla Coalition (FFC).


"Kami tidak tertarik menerima makanan atau air dari kekuatan pendudukan yang melakukan genosida, dan tentu saja tidak dengan cara yang mereka gunakan untuk propaganda, sementara di saat yang sama mereka membuat anak-anak Palestina kelaparan," tambah Arraf.


“Jadi, jika mereka menyerang kapal kami dan mencegah kami mencapai Gaza, seluruh awak Handala akan mogok makan," tegasnya.


Aksi mogok makan tersebut, kata Arraf, akan sejalan dan sebagai bentuk solidaritas dengan puasa global untuk Gaza yang sedang berlangsung saat ini.


"Kami mendukung seruan yang disuarakan oleh jurnalis Palestina di Gaza agar orang-orang di seluruh dunia berdiri di luar kedutaan besar dan kantor-kantor politisi, memukul-mukul panci dan wajan, membuat keributan, bersuara keras, (dan) menuntut tindakan segera untuk menghentikan kampanye kelaparan Israel dan membuka Gaza sekarang juga,” pungkas aktivis Amerika tersebut.


Melansir FFC, pada hari Ahad (20/7/2025) 19 pembela hak asasi manusia internasional dan 2 jurnalis berlayar dengan kapal Handala milik Koalisi Armada Kebebasan dalam misi berani untuk menantang blokade ilegal dan tidak manusiawi Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.


Awak kapal yang beragam ini terdiri dari aktivis, akademisi, pekerja, seniman, anggota parlemen, pejabat terpilih, dan jurnalis yang berasal dari 12 negara, sebelum akhirnya kapal Handala benar-benar dicegat dan diculik oleh Israel.


Mengutip dari laman resmi FFC, berikut ini adalah daftar nama 21 awak kapal beserta negaranya: 

  1. Christian Smalls – pendiri Serikat Buruh Amazon (Amerika Serikat);
  2. Huwaida Arraf – Pengacara hak asasi manusia (Palestina/AS);
  3. Jacob Berger – aktivis Yahudi (Amerika Serikat);
  4. Bob Suberi – veteran perang Yahudi (Amerika Serikat);
  5. Braedon Peluso – Pelaut dan aktivis aksi (Amerika Serikat); 
  6. Frank Romano – Pengacara dan aktor internasional (Prancis/Amerika Serikat).
  7. Emma Fourreau – MEP dan aktivis (Prancis/Swedia);
  8. Gabrielle Cathala – Anggota parlemen dan mantan pekerja kemanusiaan (Prancis);
  9. Justine Kempf – Perawat, Médecins du Monde; Ange Sahuquet – Insinyur dan aktivis hak asasi manusia (Prancis);
  10. Antonio Mazzeo – Guru, peneliti perdamaian, jurnalis (Italia);
  11. Antonio “Tony” La Picirella – Organisator iklim dan keadilan sosial (Italia);
  12. Santiago González Vallejo – Ekonom dan aktivis; Sergio Toribio – Insinyur dan pencinta lingkungan (Spanyol);
  13. Robert Martin – Aktivis hak asasi manusia; Tania “Tan” Safi – Jurnalis dan organisator keturunan Lebanon (Australia);
  14. Vigdis Bjorvand – aktivis keadilan berusia 70 tahun (Norwegia);
  15. Chloé Fiona Ludden – Mantan staf dan ilmuwan PBB (Inggris Raya/Prancis);
  16. Hatem Aouini – Aktivis serikat buruh dan internasionalis (Tunisia);
  17. Mohamed El Bakkali – Jurnalis senior di Al Jazeera (Maroko/berbasis di Paris); dan
  18. Waad Al Musa – Juru kamera dan reporter lapangan di Al Jazeera (Irak/Amerika Serikat).